Jumat, 01 Juni 2018

Kemilau Ramadhan

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

KEMILAU RAMADHAN
Oleh : An-Nisa’ Nur Jannah (NFN)


Ramadhan merupakan bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah. Pada bulan Ramadhan khususnya bagi umat Nabi Muhammad Saw melakukan serangkaian amalan baik yang termasuk di dari padanya ialah berpuasa, shalat tarawih, memperbanyak membaca Al-Qur’an, memperingati turunnya Al-Qur’an, dan mengakhiri dengan zakat untuk menyambut Idul Fitri. Kekhususan bulan Ramadhan bagi umat Islam tergambar dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 185 yakni :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٨٥﴾
Artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”.
Selama bulan Ramadhan umat Islam akan berpuasa setiap hari untuk tiba pada hari Idul Fitri yakni hari raya mengakhiri puasa Ramadhan. Apabila mengingat peristiwa penting yang terjadi pada bulan Ramadhan salah satunya yakni perang Badar 17 Ramadhan 2 H adalah pertempuran pertama yang dilakukan kaum Muslim setelah mereka hijrah ke Madinah melawan kaum Quraisy dari Mekkah. Pertempuran berakhir dengan kemenangan kaum Muslim yang berkekuatan 313 orang melawan sekitar 1000 orang dari Mekkah.
Selain itu, juga terjadi peristiwa pembunuhan Ali bin Abi Thalib 21 Ramadhan 40 H. Khulafaur Rasyidin yang keempat dan terakhir, dibunuh oleh seseorang yang berasal dari kaum Khawarij yakni Abdurrahman bin Muljam yang meninggal pada tanggal 23 Ramadhan pada tahun itu juga. Wafatnya menandai berakhirnya sistem kekhalifahan Islam dan kemudian dimulai dengan sistem dinasti.
Beranjak dari peristiwa tersebut, pada bulan Ramadhan terdapat banyak keutamaan dari bulan selainnya, diantaranya yaitu : Pada bulan Ramadhan umat Islam melaksanakan puasa sebulan penuh dan tentunya agar puasa tersebut lancar dan memenuhi sunnah Rasulullah, maka disarankan untuk makan sahur. Seperti yang kita ketahui sahur adalah aktivitas makan yang dilakukan sebelum fajar atau sebelum shalat shubuh. Adapun menurut sunnah Rasulullah mengakhirkan makan sahur lebih utama. Makan sahur merupakan pembeda antara puasa umat Islam dengan puasa umat agama lainnya. Sabda Rasul “ Bersahurlah kalian karena sesungguhnya pada sahur itu ada berkah”. Kemudian berbuka puasa, selain makan sahur, dibulan inilah umat Islam merasa kegembiraan penuh terutama saat tiba waktu berbuka puasa. Biasanya umat Islama akan berbuka puasa bersama dengan keluarga, teman, kerabatnya. Hal ini jugalah yang membuat suasana Ramadhan menjadi semakin berkesan. Sesuai dengan sunnah Rasulullah, hendaknya kita menyegerakan berbuka puasa saat waktu berbuka puasa telah tiba.
Selain itu, terdapat satu malam yang sangat dinanti-nantikan oleh umat Islam akan kedatangannya, yakni yang lebih dikenal dengan Lailatul Qadar (malam ketetapan) yang hanya terjadi khusus di bulan suci Ramadhan. Dikatakan juga dalam Al-Qur’an surah Al-Qadar, lebih baik daripada seribu bulan. Saat datangnya malam ini tidak diketahui pasti, namun menurut beberapa hadist riwayat, malam kemuliaan ini jatuh pada 10 malam terakhir Ramadhan, tepatnya pada salah satu malam ganjil yakni malam ke 21, 23, 25, 27, atau ke- 29. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadist. “Dari Hadist ‘Aisyah radiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Biasa Rasulullah I’tikaf pada malam-malam 10 terakhir Ramadhan dan bersabda : Carilah malam Lailatul Qadar pada malam-malam terakhir Ramadhan”. (H.R Aisyah RA)”. Seluruh umat Islam tentunya sangat sibuk dan bersemangat beribadah untuk bertemu atau mendapati malam kemuliaan tersebut. Namun, bukan berarti selain dari malam-malam terakhir tersebut lantas membuat umat Islam tidak berbondong-bondong melakukan amal kebajikan.
Pada bulan suci Ramadhan sangat terlihat perbedaannya dengan bulan-bulan selainnya. Mengapa tidak? Karena pada bulan Ramadhan pintu Syurga dibuka selebar-lebarnya, sehingga umat Islam sangat mudah untuk mencapainya apabila melakukan berbagai amalan kebajikan dengan ahsan dan ikhlas. Selain itu, pintu Neraka tutup dan syaitan dibelenggu serapat-rapatnya. Namun, tidak menutup kemungkinan umat Islam yang sedang berpuasa dapat tergoda oleh hawa nafsu mereka. Jika berbicara tentang hal tersebut, tentunya ada hal yang dapat memicunya untuk terjadi. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, pada bulan Ramadhan berbeda dari bulan lainnya. Salah satu perbedaannya terlihat pada keadaan atau kondisi yang terjadi saat itu, baik dari segi masyarakat maupun lingkungannya. Bila dilihat dari sisi masyarakat khususnya umat Islam, rata-rata dari berbagai kalangan berhijrah secara penampilan maupun cara bertutur kata. Dikatakan berhijrah disini, yakni dari sebelum Ramadhan tiba mungkin ada sebagian yang masih berpenampilan jahiliyah atau belum syar’i berpakaiannya terkhusus untuk muslimah.
Selanjutnya apabila dicermati lebih jauh dari sisi pandangan Islam, berarti Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan hidayah dan keberkahan yang mendatangkan seruan untuk berhijrah bagi para muslimah dengan cara memperbaiki penampilan sesuai syari’at Islam. Berpindah dari hal tersebut, terlihat dari sisi lingkungan juga berbeda dari bulan lainnya. Maksudnya disini ialah tentang berbagai kesibukan dan keramaian baru yang tercipta hanya pada bulan Ramadhan, yakni lebih banyaknya majelis ta’lim yang dilaksanakan diberbagai mesjid atau tempat tinggal warga setempat yang ramai dihadiri jama’ah dari bebagai kalangan anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua. Hal tersebut menjadi salah satu amalan tersendiri yang dapat dilakukan sembari menunggu waktu berbuka tiba. Selain itu, juga terdapat berbagai serba-serbi di bulan Ramadhan, diantaranya takjil atau beberapa kudapan untuk berbuka puasa yang beragam warna, variasi bentuk dan rasa. Seperti bubur, kue kering atau kue basah, bolu, gorengan, menu lauk-pauk untuk berbuka puasa, dan berbagai macam es buah atau sejenisnya yang dapat memanjakan mata dan mengundang selera. Sehingga dari berbagai makanan dan minuman yang dijual disepanjang tempat khusus yang tersedia, tidak jarang tradisi yang sudah sangat berkembang dikalangan remaja bahkan dewasa masih berlaku sampai saat ini yakni yang dikenal dengan ngabuburit. Istilah tersebut dipakai saat menunggu waktu berbuka puasa bersama orang-orang terdekat seperti halnya keluarga, guru, teman-teman, dan sebagainya. Hal tersebut sering sekali dilakukan disekitar tempat-tempat khusus yang terdapat banyak sajian menu berbuka puasa.
Hal semacam itu tidak selalu pasti terdapat banyak mudharat, karena dari beberapa kalangan justru memanfaatkan kegiatan ngabuburit dengan berbagai kegiatan positif. Yakni pertama, Tilawah/tadarusan Al-Qur’an  bersama. Seperti yang kita ketahui, bahwa Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan rahmat dan berlimpah pahala. Dan Allah menjanjikan akan melipat gandakan semua perbuatan baik di bulan mulia ini. Yang kedua, berdiskusi berbagai perihal agama. Seperti tentang aqidah (islam, iman, ihsan), akhlak (tawakal, sabar, jaga lisan), manhaj (kedudukan sahabat nabi, meneladani sahabat nabi, hadist-hadist shahih), Al-Qur’an dan Hadist (keutamaan membaca Al-Qur’an, adab membaca Al-Qur’an, memahami Al-Qur’an dan Hadist, fiqih, muamalah), dsb. Yang ketiga, mempererat dan menyambung tali silaturahim. Rasulullah Saw bersabda,“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik padaNya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali dilaturahim (dengan orang tua, dan kerabat) (HR. Bukhori)”. Selanjutnya yang keempat, memperbanyak sedekah dengan cara berbagi menu berbuka bagi orang yang berpuasa. Banyak keutamaan yang didapatkan dari bersedekah, seperti sedekah dapat menghapuskan dosa, orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan dihari akhir, sedekah akan memeberikan keberkahan pada harta, Allah akan melipat gandakan pahala kepada orang yang bersedekah, sedekah menjadi bukti keimanan seseorang, terdapat pintu Syurga khusus untuk orang yang bersedekah seperti layaknya pintu orang yang berpuasa, serta masih banyak lagi hal positif lainnya yang dapat dilakukan.

Ramadhan Bulan Hijrah


"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). QS. Al-Baqarah:185

Bulan ramadhan adalah momen yang paling tepat untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik dan tidak melakukan keburukan. Bulan ramadhan, bulan yang berbeda dibandingkan bulan-bulan yang lain. Bulan yang diwajibkan umat islam untuk berpuasa. Sebagaimana firman Allah SWT: “ Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. {Qs. Al-Baqarah:183}. 

Kaum muslim menjadikan bulan ramadhan untuk fokus dalam beribadah. Tidak heran para wanita muslim yang awalnya mengumbar aurat, maka saat bulan ramadhan mereka menutup aurat dengan menggunakan jilbab. Padahal tidak saat bulan ramadhan saja seorang wanita muslim memakai jilbab, tetapi sudah di perintahkan Allah SWT dalam Al-quran yang berbunyi :” Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun, maha penyayang”. {Qs. Al-Ahzab:59}. 

Juga para lelaki yang awalnya jarang shalat berjama’ah di Masjid, maka saat bulan ramadhan lebih rajin shalat berjama’ah di Masjid. Dan Masjid-Masjid pun setelah selesai shalat fardhu selalu dihiasi dengan jama’ah yang menyempatkan diri untuk membaca Al-quran. Biasanya kaum muslim yang sedikit membaca Al-quran, maka saat bulan ramadhan banyak yang menargetkan minimal sekali khatam dan tadarus bareng setelah shalat tarawih. Kaum muslim yang biasanya susah bangun untuk melaksanakan shalat tahajud, maka di bulan ramadhan sebelum atau sesudah sahur banyak yang menyempatkan  diri untuk melaksanakan shalat tahajud selama sebulan penuh. 

Karenanya kaum muslim banyak yang menjadikan ramadhan sebagai bulan untuk berhijrah. Dan kaum muslim pun yang sudah berhijrah juga saat bulan ramadhan lebih meningkatkan kualitas imannya. Dari sekian banyak amalan-amalan di bulan ramadhan, maka ramadhan adalah waktu yang tepat bagi kaum muslim memulai titik awal perubahan dalam hidup untuk menjadi pribadi muslim lebih baik. Bukan dikalangan para pemuda zaman now saja bahkan orangtua. Maka dari itu sebagai kaum muslim harus memahami kata hijrah terlebih dahulu dan tujuan dalam berhijrah.

Kata hijrah berasal dari bahasa arab, yang berarti meninggalkan. Dalam konteks sejarah, hijrah adalah kegiatan perpindahan rasullulah bersama para sahabat dari Mekkah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakan agama Allah. Sebagian ulama mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari kekufuran menuju keimanan. Meninggalkan segala yang buruk menjadi keadaan yang lebih baik, positif dan tidak hanya hijrah dalam penampilan, tetapi meningkatkan ilmu agama dan ketakqwaan kepada Allah SWT. Dan Allah SWT berfirman: ”sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah maha pengampun, maha penyayang”(Qs. Al-Baqarah:218). Maka ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan bagi kaum muslim dalam berhijrah, anatara lain:

1. Hijrah harus diniatkan didalam hati karena Allah dan  untuk mengharap rahmat dan ridho Allah SWT. Dari Umar ra, bahwa rasullulah Saw bersabda “ amal itu tergantung niatnya dan seseorang hanya akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hirahnya karena Allah dan rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasulnya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang ingin dia nikahi maka hijrahnya bernilai yang diniatkan”. (HR. Bukhari, Muslim dan empat imam ahli hadits).
2. Meningkatkan ibadah dan amalan-amalan yang diperintahkan Allah dan rasulnya. Menambah ilmu agama dengan mendatangi majelis-majelis ilmu. Karena amalan tanpa ilmu tidak diterima.
3. Berkumpul dan berteman dengan orang-orang soleh. “ Permisalan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak kasturi dan pandai besi. Si penjual minyak kasturi bisa jadi akan memberimu minyaknya tersebut atau engkau bisa membeli darinya, dan kalaupun tidak, maka minimal engkau akan tetap mendapatkan aroma harum darinya. Sedangkan si pandai besi, maka bisa jadi percikan apinya akan membakar pakaianmu, kalaupun tidak maka engkau akan tetap mendapatkan bau asap yang tidak enak.”(HR.al-Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu marilah jadikan ramadhan bulan untuk memperbaiki diri , meningkatkan iman agar kita menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Serta jadikan ramadhan sebagai bulan perjuangan dengan menjaga hati, menjaga lisan, dan menjaga diri.

MAKNA SYUKUR DAN SABAR

  Oleh : Jihan Nabila Luqiana   Apa yang terlintas di benak kita tentang makna syukur? Apakah dikatakan bersyukur jika sesuatu yang dikabu...