Kampus Hijau Nuansa Islami
Ketika
berbicara tentang kampus hijau, mungkin akan ditemukan berbagai persepsi yang
berbeda-beda. Hal ini tidak dapat dipungkiri disebabkan cara pandang dari
setiap orang yang sifatnya relatif. Kampus hijau yang bernuansa islami menjadi
inspirasi bagi setiap kampus yang notabenya UIN, khususnya dilingkungan kampus
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Suatu hal yang hubungannya dengan
lingkungan, baik itu usaha dalam pelestarian maupun pencegahan dalam artian
usaha untuk tidak melakukan sesuatu yang berdampak pada rusaknya lingkungan,
tidak akan dicapai tanpa adanya kesadaran dalam diri masing-masing individu.
Jika kita melihat secara realita, masih banyak hal-hal yang menjadi factor penyebab tidak terealisasikannya
lingkungan bersih menuju kampus hijau tersebut. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya sampah yang tidak pada tempatnya. Kurangnya kesadaran dalam diri
setiap individu menjadi factor penghambat untuk terciptanya suatu perilaku yang
baik.
Pepohonan
disini juga termasuk suatu unsure yang mendukung terciptanya kampus hijau.
Namun dilingkungan kampus kita sendiri, terlihat kurangnya pelestarian terhadap
pepohonan maupun tumbuh-tumbuhan disekitaran kampus. Dan tidak semua fakultas dilingkungan
UIN-SU ditumbuhi oleh pepohonan, seperti fakultas Febi. Tetapi tidak semua
orang yang menjadi bagian dari kampus sadar akan hal ini, mungkin sebahagian
hanya memandang dari depan saja atau justru dari segi yang lain.
Nah,,,
jika kita melihat persepsi lain bahwasanya kampus hijau itu tidak dipandang
dari segi fisik yang mendukung, misalkan dari pepohonan maupun tumbuh-tumbuhan
disekitarnya. Menurut narasumber yang saya temui pada saat berlangsungnya TPR (
Training Public Realitionship) yang diselenggarakan
ole LDK Al-Izzah UINSU, mengungkapkan secara detail bahwasanya “ kampus hijau
tidak hanya dipandang dari banyaknya pepohonan yang memberikan artian hijau,
akan tetapi,kampus hijau dapat tercermin jika mahasiswa di kampus tersebut dan
semua elemen yang masuk didalamnya mampu menjalankan kode etik yang telah
ditetapkan. Banyak contoh yang bisa di aplikasikan misalkan, perilaku baik
terhadap siapa pun dan dimana pun. Perilaku baik ini tidak mesti dipandang dari
segi materi akan tetapi cara berkomunikasi yang baik, sopan santun, ramah
terhadap orang dan masih banyak contoh yang lain. Intinya kampus hijau tidak
saja dilihat dari banyaknya pohon yang tumbuh” ujarnya.
Masalah
lingkungan ini harusnya segera dilakukan pencegahan. Sehingga kampus hijau yang
benuansa islami dapat terwujud. Karena suatu hal yang diinginkan tidak akan
terwujud tanpa adanya usaha yang keras dan dibarengi rasa niat yang ikhlas.
Menurut
saya perlu perhatian khusus dari pihak kampus dan warga kampus dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini. Mahasiswa juga harus turut aktif
dalam menjaga kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya,
mungkin ini adalah tindakana sepele tetapi justru ini terkandung manfaat yang
begitu besar jika semua warga kampus menerapkan prinsip ini karena ada pepatah
yang mengatakan “ dengan membuang sampah pada tempatnya, maka Anda sudah
mencintai jutaan manusia”. Artinya dengan kita membuang sampah pada tempatnya,
tanpa disadari kita telah memberikan yang besar dan manfaat yang baik bukan
pada diri kita tetapi juga pada orang lain disekitar kita.
Selain
itu, perlunya kejasama dari semua pihak yang berada dikampus mulai dari elemen
tertinggi hingga elemen terendah untuk sama-sama berusaha menjaga kebersihan
lingkungan kampus hingga terwujudnya kampus hijau nuansa islami dalam waktu
yang signifikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar