Selasa, 01 Mei 2018

Kampus Hijau Nuansa Islami


           Kampus Hijau Nuansa Islami

 
Ketika berbicara tentang kampus hijau, mungkin akan ditemukan berbagai persepsi yang berbeda-beda. Hal ini tidak dapat dipungkiri disebabkan cara pandang dari setiap orang yang sifatnya relatif. Kampus hijau yang bernuansa islami menjadi inspirasi bagi setiap kampus yang notabenya UIN, khususnya dilingkungan kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Suatu hal yang hubungannya dengan lingkungan, baik itu usaha dalam pelestarian maupun pencegahan dalam artian usaha untuk tidak melakukan sesuatu yang berdampak pada rusaknya lingkungan, tidak akan dicapai tanpa adanya kesadaran dalam diri masing-masing individu. Jika kita melihat secara realita, masih banyak hal-hal yang menjadi  factor penyebab tidak terealisasikannya lingkungan bersih menuju kampus hijau tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sampah yang tidak pada tempatnya. Kurangnya kesadaran dalam diri setiap individu menjadi factor penghambat untuk terciptanya suatu perilaku yang baik.
Pepohonan disini juga termasuk suatu unsure yang mendukung terciptanya kampus hijau. Namun dilingkungan kampus kita sendiri, terlihat kurangnya pelestarian terhadap pepohonan maupun tumbuh-tumbuhan disekitaran kampus. Dan tidak semua fakultas dilingkungan UIN-SU ditumbuhi oleh pepohonan, seperti fakultas Febi. Tetapi tidak semua orang yang menjadi bagian dari kampus sadar akan hal ini, mungkin sebahagian hanya memandang dari depan saja atau justru dari segi yang lain.
Nah,,, jika kita melihat persepsi lain bahwasanya kampus hijau itu tidak dipandang dari segi fisik yang mendukung, misalkan dari pepohonan maupun tumbuh-tumbuhan disekitarnya. Menurut narasumber yang saya temui pada saat berlangsungnya TPR ( Training Public Realitionship) yang diselenggarakan ole LDK Al-Izzah UINSU, mengungkapkan secara detail bahwasanya “ kampus hijau tidak hanya dipandang dari banyaknya pepohonan yang memberikan artian hijau, akan tetapi,kampus hijau dapat tercermin jika mahasiswa di kampus tersebut dan semua elemen yang masuk didalamnya mampu menjalankan kode etik yang telah ditetapkan. Banyak contoh yang bisa di aplikasikan misalkan, perilaku baik terhadap siapa pun dan dimana pun. Perilaku baik ini tidak mesti dipandang dari segi materi akan tetapi cara berkomunikasi yang baik, sopan santun, ramah terhadap orang dan masih banyak contoh yang lain. Intinya kampus hijau tidak saja dilihat dari banyaknya pohon yang tumbuh” ujarnya.
Masalah lingkungan ini harusnya segera dilakukan pencegahan. Sehingga kampus hijau yang benuansa islami dapat terwujud. Karena suatu hal yang diinginkan tidak akan terwujud tanpa adanya usaha yang keras dan dibarengi rasa niat yang ikhlas.
Menurut saya perlu perhatian khusus dari pihak kampus dan warga kampus dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini. Mahasiswa juga harus turut aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, mungkin ini adalah tindakana sepele tetapi justru ini terkandung manfaat yang begitu besar jika semua warga kampus menerapkan prinsip ini karena ada pepatah yang mengatakan “ dengan membuang sampah pada tempatnya, maka Anda sudah mencintai jutaan manusia”. Artinya dengan kita membuang sampah pada tempatnya, tanpa disadari kita telah memberikan yang besar dan manfaat yang baik bukan pada diri kita tetapi juga pada orang lain disekitar kita.

Selain itu, perlunya kejasama dari semua pihak yang berada dikampus mulai dari elemen tertinggi hingga elemen terendah untuk sama-sama berusaha menjaga kebersihan lingkungan kampus hingga terwujudnya kampus hijau nuansa islami dalam waktu yang signifikan. 



Tidak ada komentar:

MAKNA SYUKUR DAN SABAR

  Oleh : Jihan Nabila Luqiana   Apa yang terlintas di benak kita tentang makna syukur? Apakah dikatakan bersyukur jika sesuatu yang dikabu...