What
do you think about scorpion?
Akhir-akhir
ini kalajengking menjadi buah bibir yang menarik untuk di perbincangkan, selain
unik juga mengundang canda tawa. Kenapa demikian? Bayangkan saja hewan yang
sangat mematikan ini ternyata memiliki harga nilai jual yang tinggi. Racun yang
dimiliki oleh hewan yang satu ini menjadi sorotan dunia. Really? WHY?
Saya
mendapat informasi bahwasanya harga per liter racun Kalajengking mencapai USD
10,5 juta, artinya Rp 145 miliar. Sebagaimana yang telah disampaikan Bapak
Jokowi dalam pidatonya di Musrenmbangnas, senin (30/4). (sumber: detik.com).
Alih-alih
untuk menjadi kaya, benarkah harus mencari kalajengking di sisa usia yang ada?
Dimanakah kekayaan alam Indonesia tersembunyi? Dimanakah emas yang setiap
tahunnya mampu menghasilkan 10 ton emas, dan menjadi salah satu penghasil emas
terbanyak di Dunia? Dimanakah hasil tembakau Indonesia yang merupakan tembakau
terbaik kedua setelah Kuba di Dunia? Dimana beras bersembunyi? Bukankah menurut
FAO, pada tahun 2015 Indonesia mampu menghasilkan beras sebanyak 70,8 juta ton,
dan menempati urutan ke tiga setelah China dan India? Dibawa kemana batubara
yang Indonesia miliki sebanyak 281,7 ton ? Dimana tembaga, kakao,sawit, getah,
rempah-rempah yang begitu melimpah ruah di Indonesia? Benarkah dari sekian
banyaknya kekayaan alam di tanah air tidak mampu menjadikan Indonesia kaya?
Atau apakah yang sebenarnya terjadi? Pantaskah kita mencari hewan mematikan
yang satu ini? Haruskah kita mencarinya untuk menunjukkan bahwa Indonesia kaya?
Tidak cukupkah sumber daya alam yang diberikan Sang Pencipta untuk Indonesia?
Coba
renungkan! Masalah di Indonesia sudah menjalar sampai ke akar-akarnya dan kini
sudah mulai menciptakan masalah baru. Apabila masyarakat Indonesia menjadi
mayoritas pencari kalajengking atau peternak kalajengking, bukankah itu
mnenjadi salah satu masalah besar untuk Indonesia? WHY?Bukankah mendapatkan racun
kalajengking menjadikan Indonesia kaya? NO NO!.
Beberpa
waktu lalu saya mengikuti seminar kesehatan lingkungan yang diadakan oleh
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, berbincang tentang permasalahan
kesehatan lingkungan di Indonesia yang sudah mendarah daging. Mulai dari
polusi, urbanisasi, pengolaan air bersih, sampah dan banyak hal lainya. Saya
memliki kesempatan bertanya kepada pembicara dalam seminar kali ini, yang
merupakan Dekan FKM UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr.H.Arif
Sumantri,SKM.,M.Kes. Karena kajengking menjadi buah bibir yang sedang terjadi
di Indonesia. Saya menanyakan perihal itu kepada beliau. Sebagaimana kita tahu
bahwa, andai saja kalajengking itu menjadi prioritas menjadikan Indonesia kaya,
hal apa yang akan terjadi pada kesehatan lingkungan Indonesia? Bukankah masalah
baru dalam bidang kesehatan lingkungan di Indonesia akan semakin marak? Lantas
Prof.Dr.H.Arif Sumantri,.SKM.,M.Kes mengatakan”untuk menjadikan Indonesia kaya
atau ingin menaikkan ekonomi Indonesia tidak perlu memakai kalajengking, kita
punya kekayaan alam. Punya pohon yang menghasilkan duit, jadi menurut saya itu
adalah hal yang keliru”. Sudah jelas, tidak perlu mencari perihal lain untuk
menaikkan ekonomi Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan alam yang tak
terbatas, hanya saja perlu perbaikan dalam pengolahan untuk mendongkraknya dan perlu
juga diketahui untuk apa racun kalajengking itu diperoleh? Sebagai mahasiswa
atau pun masyarakat Indonesia harus berpikir cerdas dan kritis.
Dari
laman kontan.co.id saya mendapat informasi bahwasanya kalajengking dapat
menghilangkan rasa sakit,mencegah kegagalan transplantasi jantung, obat
penyakit lupus, obat rematik,cegah malaria, menghilangkan tumor, dan menjadi
pestisida alami. Itulah beberapa hal yang menjadi manfaat hewan mematikan ini.
Sama sekali tidak sebanding manfaatnya dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia.
Tahukah anda cara menghilangkan rasa sakit? Cukup dengan membaca ayat-ayat
Allah. Fakta membuktikan ketika membaca, menyuarakan dan mendengarkan ayat
Al-Qur’an ada 3 jenis saraf dalam tubuh yang diaktifkan. (disampaikan padaInternational Conference on Cross Cultural
Collaboration in Nursing For Sustainabile Devolepment di Bangkok, Thailan
pada 9-10 September 2013 lalu). Bila kalajengking menjadi pencegah malaria, apa
gunanya kebijakan yang dilakukan tentang 3M yang selama ini menjadi upaya untuk
mencegah malaria. Apabila racun kalajengking menjadi obat rematik, tahukah anda
jika rempah-rempah melimpah ruah di tanah air menjadi obat paling ampuh untuk
mengatasinya. Lebih luar biasanya lagi, obat paling ampuh yang kita miliki
adalah Al-Qur’an sebagaimana firman Allah “Al-Qur’an
adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman” (Q.S. 41: 44).
Tidak hanya Al-Qur’an kita juga memiliki petunjuk dari Baginda Rasulullah
dengan mengikuti metode hidup sehatnya. Dengan mengonsumsi madu, kurma, habbatussaudah,
manna dan salwa, zaitun dan rempah-rempah yang kita miliki di tanah air seperti
bawang putih, bawang merah,gandum,kemangi,jaehe dan lainnya. Rasulullah SAW
bersabda “Hendaklah kalian menggunakan
dua terapi penyembuhan penyakit, yaitu dengan madu dan Al-Qur’an”.
Al-Qur’an dan As Sunnah menjadi bukti bahwa setiap penyakit ada penyembuhnya di
dalam Kitab suci Al-Qur’an.
Nah,
masih maukah anda terjebak oleh kebijkan yang disampaikan?. Menjadi masyarakat
atau pun mahasiswa seperti saya, perlulah kita berpikir kritis setiap kebijakan
yang disampaikan oleh petinggi Negara. Jangan langsung memberi lampu hijau atas
apa yang dipaparkan. Ini jugalah yang menjadi salah satu pesan yang disampaikan
oleh Prof.Dr.H.Arif Sumantri,.SKM.,M.Kes untuk tidak menerima begitu saja
dengan tangan terbuka perihal kebijakan yang ada. Bayangkan saja kalkulator
perihal kalajengking ini bila terlakasana. 1 ekor kalajengking hanya mencapai
0,5 mg racun, artinya untuk mendapatkan 1gr racunnya perlu 2000 kalajengking.
Itu baru 1gr. Jika ingin kaya dan mendapatkan Rp 145 miliar perlu 18,600
kalajengking per liternya. Ayo?? Siapa yang siap untuk menjadi kaya dengan
metode scorpion? Siapa yang siap menghabiskan waktunya untuk mencari atau
menternakkan hewan mematikan ini? Adakah yang bersedia menjadi kaya dengan
metode scorpion? Bukankah ada Sang Maha Kaya untuk bisa meminta segalanya??
Bukankah Dia Sang Rabbul Alamin pemilik sejagat raya ? Bukankah ada ikhtiar
yang bisa dilakukan dengan nikmat alam yang diberi oleh-Nya? tidak cukupkah nikmat yang diberi oleh-Nya
untuk Indonesia? Bukankah ada doa yang bisa menembus langit dan mampu
mempermudah segalanya? So, janganlah berputus harapan seolah bumi Indonesia
tidak memlilki sumber alam yang bisa menghasilkan. Indonesia sangat kaya dengan
alam yang terbentang luas seperti yang sudah saya paparkan sebelumnya. Yang
perlu diperhatikan untuk menaikkan ekonomi Indonesia adalah pengolahan sda dan
sdm yang ada. Tidak perlu mempermudah pekerja asing untuk menguasai lapangan pekerjaan
yang seharusnya menjadi hak masyarakat Indonesia. Perlu diadakannya sistem
perbaikan ekspor dan impor yang telah terlaksana.
Menjadi
mahasiswa ataupun masyarakat harus jeli dengan persoalan yang terjadi di tanah
air. Janganlah merasa acuh terhadap masalah yang ada. Untuk menjadikan
Indonesia sejahtera dan bebas dari utang Negara perlu kesadaran dan peran kita
menjadi warga Indonesia. Suara atau partisipasi mahasiswa dan masyarakat
Indonesia perlu didengar oleh Petinggi Negara. Jika suatu kebijakan telah
disampaikan oleh mereka, artinya mereka siap untuk menerima sanggahan dari
masyarakatnya. Racun kalajengking bukanlah solusi untuk menjadikan kita kaya,
bukan pula kebijakan yang tepat untuk menaikkan ekonomi bangsa. Indonesia sudah
memiliki kekayaan alam yang luar biasa, baik flora dan fauna unik dan menarik
perhatian Dunia. Lantas janganlah lupakan apa yang telah diberikan oleh-Nya.
Mari bersama menjaga dan mengelola apa yang telah diamanahkan Oleh-Ny yang
demikan adalah hal yang lebih baik dari pada sekedar mencari racun
kalajengking.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar