Mak
Hari berganti musim beralih
sampai mengeruh warna bibirmu
memerak rambutmu di sisir usia
menyusut tubuhmu di serut waktu
Mak,
kau pandai memberikanku jalan,
Sedari menatih sepasang kaki kecil lemahku berjalan di lantai rumah
mengikat tali sepatuku pergi sekolah
sampai masih mau melepaskan kaos kaki kala aku pulang terlelap dihantam letihnya kerja
mak,
mataku sering mendapati peluhmu mengalir tapi,
matamu sendu melihat peluhku mengalir
tidak pernah kutanya bersebab apa, entahlah
Yang aku tahu nyaris tiap-tiap tengah malam kudengar suara air keran mengucur, kau basahi wajahmu dengan do'a
Mak,
Kau menanti ujung sajadahmu menjadi saksi
kau sebut semua permintaan tanpa pilih
Di hadapan-Nya begitu pasrah sampai menawarkan denyut nadi
jika aku adalah keajaiban,
kuperintah maut jangan pernah menarikmu, sebab
Mak adalah kehidupan yang tak boleh mati!
sampai mengeruh warna bibirmu
memerak rambutmu di sisir usia
menyusut tubuhmu di serut waktu
Mak,
kau pandai memberikanku jalan,
Sedari menatih sepasang kaki kecil lemahku berjalan di lantai rumah
mengikat tali sepatuku pergi sekolah
sampai masih mau melepaskan kaos kaki kala aku pulang terlelap dihantam letihnya kerja
mak,
mataku sering mendapati peluhmu mengalir tapi,
matamu sendu melihat peluhku mengalir
tidak pernah kutanya bersebab apa, entahlah
Yang aku tahu nyaris tiap-tiap tengah malam kudengar suara air keran mengucur, kau basahi wajahmu dengan do'a
Mak,
Kau menanti ujung sajadahmu menjadi saksi
kau sebut semua permintaan tanpa pilih
Di hadapan-Nya begitu pasrah sampai menawarkan denyut nadi
jika aku adalah keajaiban,
kuperintah maut jangan pernah menarikmu, sebab
Mak adalah kehidupan yang tak boleh mati!
Tugas Kelas Menulis CDMA (Community Dakwah Media Al-izzah)
"ussyariska@gmail.com"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar