Kamis, 17 Mei 2018

Berbenah Diri Menyambut Bulan Pengampunan



Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari Muslim)
Bagi seorang muslim, tentulah kedatangan bulan Ramadhan, bulan penuh pengampunan, juga bulan penuh rahmat akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur. karena Ramadhan merupakan bulan maghfirah, rahmat dan menuai pahala serta sarana menjadi orang yang muttaqin. Bulan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sangat ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah Swt. dan ingin meraih ridha-Nya.
 Rasulullah Saw bersabda:
Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi dari keutamaan yang agung ” (HR An-Nasa’i)
            Dalam menyambut bulan yang suci ini, kita umat Islam sepantasnya membenahi diri dengan berbagai hal yang perlu dipersiapkan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan atau melakukan sesuatu yang menyimpang dari ajaran Islam. Karena dalam Islam segala sesuatu telah diatur dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai karena kurangnya persiapan diri, baik iman, ilmu, atau pun fisik kita menjalankan ibadah puasa dengan keadaan sia-sia. Seperti sabda Rasulullah Saw:
Terkadang orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja” (HR Ibnu Majah)
            Tentu tidak seorang pun yang ingin ibadah puasanya menjadi sesuatu yang sia-sia, semua orang pasti bertekad ingin mendapatkan buah yang manis dari aktivitas ibadah yang telah dilakukan. Terkait dengan hal urgent tersebut, kita perlu membenahi diri kita untuk menyambut bulan suci ini dengan berbagai persiapan-persiapan yang tentunya sesuai dengan syariat Islam yaitu sebagai berikut:

Senantiasa berdoa kepada Allah Swt, manusia hakikatnya adalah sebagai hamba, dan sebagai hamba seorang manusia harus senantiasa mengabdi kepada Allah Swt. Manusia sebagai hamba yang dhaif, senantiasa berdoa dan meminta kepada Allah dan hanya kepada Allah. Manusia sebagai hamba berdoa bukan hanya ketika ada masalah atau ada hajat-hajat yang ingin dicapai. Dalam kondisi dan keadaan apapun, manusia harus senantiasa berdoa dan meminta kepada Allah. Terkait akan datangnya tamu yang paling mulia ini, sepantasnya kita sebagai hamba meminta berdoa dan meminta kepada Allah Swt agar Allah Swt memberikan kita kesempatan untuk bisa bertemu dan menikmati berkahnya Ramadhan.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwasanya Rasulullah SAW semenjak memasuki bulan Rajab mengucapkan doa :
Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan umur kami di bulan Ramadhan” (HR Ahmad dan Ath-Thabarani, tapi sanadnya dho'if)
Karena kita ketahui bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istemewa di antara bulan-bulan lainnya. Sungguh sangat bahagia dengan diberinya kita kesempatan kepada kita untuk menikmati berkahnya Ramadhan.
Dalam menjalankan ibadah puasa, tentu kita harus dalam keadaan sehat wal’afiat. Maka berdoalah agar Allah  Swt selalu memberikan kita kesehatan dengan niat nikmat sehat tersebut untuk dapat menjalankan ibadah yang Allah Swt perintahkan bukan dengan niat yang lain. Dalam menyambut Ramadhan kita juga tak lupa untuk berdoa kepada Allah Swt agar kita senantiasa dihindarkan dari berbagai hal-hal yang mungkin dapat mengganggu konsentrasi kita dalam menjalankan ibadah. Baik itu pekerjaan, kegiatan rutinitas atau bahkan kesibukan lain yang tak berfaedah. Di bulan ini, saatnya kita untuk untuk lebih fokus lagi dalam menjalankan ibadah.
Allah Swt beri kita waktu selama dua belas bulan, dan dari dua belas bulan yang Allah berikan, cobalah kita tekadkan dan fokuskan diri untuk beribadah seefektif dan seefesien mungkin pada sebulan yakni pada bulan Ramadhan yang berkah ini  karena kita sadari bahwa sebelas bulan yang kita lewati, kita disibukkan dengan hal-hal lain sehingga dalam menjalankan ibadah masih kurang efektif dan efisien. Jika diibaratkan sebuah Handphone, pengisian baterai Handphone adalah waktu kita menjalankan ibadah Ramadhan. Jadi semaksimal mungkin kita prioritaskan untuk beribadah dalam bulan penuh berkah ini.
Diriwayatkan juga bahwa saat Ramadhan tiba, Rasulullah Saw berdo'a:
Ya Allah, selamatkan saya untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan dia sebagai amal yang diterima untukku” (H.R Ath-Thabarani dan Ad-Dailami)

Menyelesaikan utang puasa tahun lalu, setiap orang pasti tahu bahwa setiap utang yang kita buat wajib bagi kita untuk membayar utang tersebut. Begitu juga dengan puasa, mungkin pada Ramadhan yang lalu seseorang tidak dapat melakukan atau menjalankan ibadah puasa dengan npenuh. Terkhususnya bagi wanita, yang pada umumnya tidak dapat berpuasa dengan full selama bulan Ramadhan dikarenakan seorang wanita yang normal tidak mungkin dapat berpuasa dengan penuh karena Allah Swt memberikan keistimewaan kepada wanita yakni Haid yang datang sebulan sekali yang mana wanita yang haid tidak sah untuk menjalankan ibadah puasa. Atau mungkin disebabkan hal lainnya seperti mungkin sakit pada saat Ramadhan tahun lalu atau sedang dalam perjalanan. Terkait dengan hal ini, wajib bagi seorang Muslim untuk mengganti puasa yang tidak dapat dilakukannya pada bulan Ramadhan lalu.

Persiapan Keilmuan, dalam menjalankan suatu ibadah kita harus tahu dan paham ilmu tentang ibadah yang akan kita kerjakan. Baik dari hukumnya, niatnya serta tata cara untuk melaksanakan ibadah tersebut. Begitu juga dengan puasa, dalam menyambut Ramadhan kita perlu mempersiapkan ilmu terutama yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas ibadah yang akan kita jalankan. Baik itu ilmu tentang puasa, shalat tarawih, witir, I’tiqaf, dan lainnya. Apalagi sekarang ini, sudah tidak susah lagi untuk mendapatkan ilmu, dengan sekejap kita bisa mencari atau mempelajari kembali ilmu tentang puasa. Baik melalui searching di internet, mendengarkan ceramah dari ustadz/ah atau dari buku-buku.
Allah SWT berfirman:
"Maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kalian tidak mengetahui" (QS. Al-Anbiya' : 7)
Persiapan jiwa dan spiritual, maksudnya disini adalah kita harus mempersiapkan diri secara lahir dan bathin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya yang akan kita jalankan di bulan suci ini, baik tarawihnya atau ibadah lainnya, yaitu dengan hati yang ikhlas semata-mata karena Allah. Kita perlu mempersiapkan jiwa dan spiritual agar kita dapat merasakan berkah dan nikmatnya bulan pengampunan ini. Penyucian jiwa kita lakukan dengan amal-amal ibadah sehingga melahirkan keikhlasan, kesabaran, tawakkal. Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spritual untuk menyambut bulan pengampunan adalah dengan melaksanakan puasa di bulan Sya’ban.
Aishah ra, berkata” Aku belum pernah melihat Nabi Saw berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Nabi Saw berpuasa sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya’ban” (HR Bukhari dan Muslim)

Persiapan FisikPersiapan fisik dilakukan dengan menjaga kesehatan dimana kita berusaha untuk menjaga kesehatan jiwa agar tetap sehat dan kuat di bulan Ramadhan yang sangat urgent ini. Kesehatan menjadi salah satu modal yang sangat utama dalam melaksanakan ibadah, kita dapat menjaga kesehatan dengan pola makan yang teratur, tidur yang cukup serta menkonsumsi suplemen-suplemen makanan maupun minuman yang dapat mempertahankan daya tahan tubuh kita.

            Persiapan Ekonomi yang Baik, Allah Swt telah memberikan kita sebelas bulan untuk mencari rezeki dari Allah, kita sebagai hamba seharusnya mempersiapkan ekonomi dalam penyambutan Ramadhan. Maksudnya disini bukan mempersiapkan ekonomi untuk berfoya-foya atau menjadikan bulan Ramadhan sebagai penghalang kita untuk bekerja. Tapi, di Ramadhan ini kita lebih memprioritaskan ibadah dibanding dengan pencarian nafkah. Sehingga pada sebelumnya, kita harus mempersiapkan perekonomian kita sebaik mungkin agar dalam Ramadhan kita bisa fokus dalam beribadah. Selain itu, di Ramadhan adalah bulan berlipat ganda pahala, maka dengan keutamaan Ramadhan ini kita niatkan untuk mampu bersedekah dan berinfaq lebih di banding pada bulan-bulan sebelumnya. Atau bahkan membuat acara ifthar (memberi buka puasa) bagi orang-orang yang berpuasa. Tapi tentunya harus diniatkan karena hanya karena Allah Swt semata.

Menyusun perencnaan yang baik untuk optimalisasi Ramadhan, Banyak orang menyusun rencana matang dan rinci untuk urusan dunianya, namun, sering sekali lupa menyusun rencana yang baik untuk akhiratnya. Ini pertanda bahwa mereka belum memahami dengan baik misi hidupnya. Karenanya, banyak peluang kebaikan luput dari mereka. Mengingat Ramadhan banyak menjanjikan berbagai kebaikan, sudah selayaknya bila seorang muslim memiliki rencana yang matang dalam persiapan Ramadhan, perencanaan kita misalnya shalat sunnahnya tidak boleh tinggal, minimal khatam Al-Qur’an sekali saat bulan Ramadhan, sedekah dan infaq setiap hari, atau rencana-rencana lainnya.
Buletin Edisi 15 
Luly Febriani


Tidak ada komentar:

MAKNA SYUKUR DAN SABAR

  Oleh : Jihan Nabila Luqiana   Apa yang terlintas di benak kita tentang makna syukur? Apakah dikatakan bersyukur jika sesuatu yang dikabu...