Senin, 01 Januari 2024

MAKNA SYUKUR DAN SABAR

 


Oleh : Jihan Nabila Luqiana 


Apa yang terlintas di benak kita tentang makna syukur? Apakah dikatakan bersyukur jika sesuatu yang dikabulkan sejalan dengan yang diharapkan? Atau dikatakan bersyukur ketika mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang kita punya sebelumnya?

 Kemudian ketika dibahas tentang makna sabar. Dimana seharusnya kata sabar itu kita letakkan?

    Menurut Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Maqayis Al-Lughah mengatakan bahwa kata syukur adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tersebut dapat diartikan sebagai: (1) rasa terima kasih kepada Allah, dan (2) Bentuk ungkapan bahagia, lapang dada dan sebagainya. 

Adapun menurut al-Raghib al-Isfahani,  kata syukur memuat arti Pendeskripsian tentang nikmat yang dipaparkan secara tidak langsung maupun langsung, karena sebagian ulama juga berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari kata syakara berarti membuka, dan lawan katanya adalah kafara yang berarti menutup, serta berisi makna melupakan nikmat dan menutup-nutupinya.

Kemudian pembahasan tentang makna sabar.  Menurut al-Raghib al-Isfahani dalam bukunya Mujam Mufrodat menjelaskan bahwa kata sabar berasal dari kata al-manu yang memiliki arti menahan dan al-habsu yang berarti mencegah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sabar adalah sikap menahan dan mencegah dari perilaku yang menuju kepada keburukan dalam keadaan sempit. Sabar juga berasal dari kata Shabara-Yashbiru-Shabran: yang mengandung arti kepatuhan dalam menerima sesuatu yang telah Allah berikan baik kebahagiaan dan kesedihan.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, yang artinya:

“Katakanlah (Muhammad), Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (QS. Az-Zumar: 10)

Sedangkan menurut Syeikh Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah,  bahwa sabar adalah akhlak yang mampu diciptakan oleh masing-masing diri seseorang. Ia menahan duka, menahan emosi yang kian meluap, menahan diri dari segala keluhan yang akan terucap oleh lidah, dan juga menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar.  Sabar merupakan kekuatan hati yang tidak mudah melemah terhadap ketetapan dan hukum-hukum Allah. 

Terkadang kita mengira bahwa sabar itu memiliki titik batas sehingga ketika kita sudah melebihi batas sabar maka bisa seluasnya melakukan yang kita inginkan. Tapi bukan itu tujuannya, semua kembali kepada Allah. Semakin luas rasa sabar kita maka akan semakin positif prasangka kita kepada Allah sehingga ketetapan yang diberikan-Nya akan terasa nikmat dan sejalan dengan rasa syukur yang tercipta.

Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:

Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali oleh orang mukmin. Jika diberi sesuatu yang menggembirakan, ia bersyukur, maka hal itu merupakan kebaikan baginya, dan apabila ia ditimpa suatu keburukan (musibah) ia bersabar, maka hal itu juga baik baginya. (HR. Muslim)

Dari hadist di atas dapat disimpulkan bahwa dalam keadaan apapun kita harus tetap bersyukur, ketika mendapatkan kesenangan kita tidak lupa bahwa yang memberi kesenangan itu adalah Allah, begitu juga ketika tertimpa kesusahan kita bersabar, karena itu baik bagi kita. Dan selalu ingat bahwa Allah Maha pengatur segalanya, Maha membolak-balikkan hati hambanya, dan setiap kejadian itu atas kehendak dari-Nya.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, yang artinya:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”. (QS. Ibrahim: 7)

Di dunia perkuliahan banyak sekali contoh kecil tentang makna syukur. Ketika pergi ke kampus dengan berjalan kaki, seharusnya kita bersyukur bisa sekaligus berolahraga tanpa membuat jadwal waktu khusus. Pergi untuk menimba ilmu serta dapat manfaat dari sehatnya berolahraga. Memperkuat sistem Imunitas, meningkatkan kekuatan tulang, memperkuat otot, serta menyehatkan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Lantas alasan apalagi yang membuat kita untuk tidak mensyukuri nikmat tersebut?

Dengan bersyukur kita akan dijauhkan dari sikap insecure yang membuat kita malu, tidak percaya diri, dan merasa cemas dengan segala sesuatu yang menghampiri diri kita. Kita buang jauh-jauh sikap tersebut, agar nikmat syukur dapat menambah iman dan menumbuhkan rasa cinta kita kepada Allah. 

Mengucap syukur bukan hanya terletak di sesuatu yang sudah kita terima dengan bahagia saja, tetapi mengucap syukur juga terletak kepada sesuatu yang kita terima tidak sesuai perencanaan dan belum menjadi milik kita.

Semakin kita mengikhlaskan sesuatu yang sudah terjadi dan selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki maka kebahagiaan akan datang menyinggahi. 

Makna  syukur bukan hanya di lisan saja dengan mengucapkan lafadz Alhamdulillah, tapi dilakukan dengan bukti tindakan nyata yaitu dengan giat beribadah, menerima dengan sepenuh hati, menyedekahkan sedikit harta kita kepada yang membutuhkan, tidak mudah mengeluh, serta menjalankan aktivitas secara maksimal. Begitu juga dengan makna sabar bukan hanya di lisan saja, tapi dilakukan dengan bukti tindakan nyata. Ketika ujian (musibah) singgah di kehidupan kita, tidak seharusnya kita terpuruk dan berdiam diri serta berlarut-larut dalam kesedihan, tindakan yang kita lakukan yaitu bangkit dan tidak putus asa. 

Setiap manusia akan merasakan berbagai cobaan didalam hidupnya. Tetapi, tidak semua yang hidup  mendapatkan porsi yang sama, kadarnya berbeda-beda, sesuai dengan kesanggupan dari masing-masing kita. Semua sudah diatur dan ditetapkan Allah dengan rapi dan indah.  Perihal hasil tidak mudah kita raih sebelum bersakit-sakit dahulu. Didunia ini tidak ada yang abadi, termasuk umur dan kebahagiaan. Hari ini kita terlihat bahagia, namun belum tentu dengan esok. Kuncinya adalah yakin dan percaya, bahwa dibalik kesulitan pasti akan ada kemudahan, karena kebahagiaan yang sejati dan abadi letaknya hanya di Surga nanti.

:))


Selasa, 13 Desember 2022

PRINSIP AKIDAH MUSLIM TERKAIT PERAYAAN AGAMA LAIN

 

PRINSIP AKIDAH MUSLIM TERKAIT PERAYAAN AGAMA LAIN


Oleh : Aryo Pratama



لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ


"Untukmu agamamu dan untukku agamaku" (QS. Al-Kafirun: 6)


PRINSIP AL-WALA' WA AL-BARA'


Di momen akhir tahun ini, banyak kaum muslimin yang goyah pendiriannya dan tak paham akan prinsip akidah sehingga mengucapkan dan bahkan mengikuti perayaan agama lain. Nasihat bijak dari Imam Al-Mujaddid, Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah. Beliau mengatakan dalam kitabnya Tsalatsah Al- Ushul:


أَنَّ مَن أَطَاعَ الرَّسُولَ وَوَجَّدَ اللَّهَ لا يَجُوزُ لَهُ مُوَالَاةُ مَن حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولُهُ وَلَو كَانَ أَقرَبَ قَرِيبٍ


Artinya "Barangsiapa yang menaati Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan mentauhid kan Allah, maka tidak boleh baginya untuk berwala' (berkasih sayang) kepada orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, meskipun ia adalah kerabat dekatnya."


Contoh penerapan prinsip al-wala' dan al-bara' adalah tidak tasyabbuh dengan non-muslim, tidak meniru-niru gaya dan peribadatan non-muslim.


Para ulama tidak memperbolehkan untuk mengucapkan selamat bagi perayaan agama lain. Mendasari hukumnya pada firman Allah di dalam surat Al-Furqan ayat 72, "Dan orang- orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang- orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yg tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya."


Pada ayat tersebut, Allah subhanahu wa ta'ala menjanjikan bagi orang yang tidak memberikan kesaksian palsu dengan martabat yang tinggi di surga. Sedangkan, apabila muslim selamat mengucapkan atas perayaan agama lain berarti dia telah memberikan kesaksian palsu dan membenarkan keyakinan agama itu.


SAHABAT MUSLIM, HATI-HATI TASYABBUH!


Selain itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

من تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ


"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka"

(HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho' 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus.


Pada hadits tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewanti-wanti umat Islam terhadap perbuatan tasyabbuh terhadap non- muslim. Tasyabbuh memiliki faidah perbuatan yang dilakukan sedikit demi sedikit, yang awalnya barangkali ia merasa terpaksa/ikut- ikutan dengan perbuatan tersebutsampai kemudian ia menurut dan terbiasa mengerjakannya.


Dengan kata lain, siapa saja menyerupai suatu kaum maka ia lama kelamaan akan tunduk kepada mereka. Oleh sebab itu, hendaknya seorang muslim tidak bermudah-mudahan dalam perbuatan melakukan yang menyerupai orang non- muslim, sebab ia merupakan pintu menuju ketundukan kepada mereka. Sehingga, sikap tegas dengan kaidah saddud dzari'ah (menutup pintu keburukan) merupakan suatu kaidah yang tepat dalam kasus ini agar akidah kita tidak tergoyahkan akibat ikut- ikutan mengucapkan atau untuk mempertingati hari perayaan agama.

Hukum ucapan tersebut di haramkan secara tegas oleh para ulama terutama ulama yang kontemporer seperti: Ibn Baz, Ibnu Utsaimin, Buya Hamka (Abdul Malik Karim Amrullah), Buya Yahya (Habib Yahya Zainul Ma'arif), Ibrahim bin Ja'far, Ja'far At- Thalhawi, Khalid Basalamah, Abdul Somad, Adi Hidayat, dan lain sebagainya.


Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:


وَأَمَّا التَّهْنِئَةُ يَشِعَائِرِ الكُفْرِ المختصةِ بِهِ فَحَرَامٌ بالاتفاقِ


"Adapun memberi ucapan selamat pada syi'ar-syi'ar kekufuran yang khusus bagi orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma' (ke- lain. sepakatan) para ulama."


(Ahkam Ahli Adz Dzimmah, hlm. 154).


-From Dakwah to Ukhuwah-

Sabtu, 12 November 2022

Ikhlas Saat Harapan Tidak Sesuai Kenyataan

 

IKHLAS SAAT HARAPAN TIDAK SESUAI KENYATAAN 


OLEH: FIRLY SYAHIRA SIHOMBING


بسم اللہ الرحمن الرحيم


Setiap manusia pasti memiliki harapan untuk kehidupannya. Untuk mencapai harapan tersebut, tentu saja manusia harus berusaha dan berdoa semaksimal mungkin kepada Allah Subhanahu wata'ala. Namun terkadang segala yang diharapkan oleh manusia tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan.

Ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, maka kita harus berprasangka baik (husnudzon) kepada Allah, karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk para hamba-Nya.


 HARAPAN DAN HIDUP

Dalam menjalani kehidupan, setiap manusia pasti pernah mengalami kegagalan. Kegagalan dapat dikatakan sebagai sebuah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Kegagalan yang dialami manusia, kemungkinan akan membuatnya merasakan dua hal, yaitu ada yang putus asa dan ada pula yang bangkit untuk lebih ikhtiar lagi, tergantung bagaimana masing-masing manusia menyikapinya. Ketika menghadapi situasi yang dipenuhi dengan kesedihan, seperti saat harapan tidak sesuai dengan kenyataan memang tidak mudah bagi kita sebagai manusia untuk menghadapinya dengan tegar.


Namun, bukan berarti harus berlarut di dalamnya dan jangan sampai membuat kita berhenti dalam berusaha. Allah Subhanahu wata'ala. sudah menetapkan takdir kepada masing-masing manusia maka tugas kita harus ikhtiar, doa, dan tawakal kepada Allah. Sebagai umat Islam, sebaiknya kita harus yakin dengan takdir yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata'ala. karena takdir Allah itu indah, tetapi tergantung bagaimana cara kita memandang dan memahaminya. Jadi, kewajiban kita sebagai manusia harus berusaha dan berdoa karena kesuksesan itu bukan milik manusia, tetapi kesuksesan itu milik Allah. Bisa saja sesuatu yang kita dambakan atau inginkan tetapi itu tidak baik untuk kita dan bisa saja sesuatu yang tidak kita inginkan itu baik untuk hidup kita. Sebagaimanal firman Allah Subhanahu wata'ala dalam QS. Al- baqarah (2):216.


كتب عليكم القتال وهو كرة لكم وعسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم وعسى أن تحبوا شيئا وهو شر لكم " والله يعلم وأنتم لا تعلمون


Artinya:

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu: Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."


Berdasarkan ayat tersebut, maka dipahami bahwa berperang itu sesuatu yang dibenci oleh manusia karena berperang dapat membuat nyawa hilang, harta habis, dan lain sebagainya. Akan tetapi, Allah berkata "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu"


Jadi, jika manusia sudah berusaha tetapi hasil tidak sesuai harapan, maka manusia harus yakin InSyaa Allah yang hasil yang diterima ini adalah jalan yang terbaik. Berapa banyak hal-hal yang di inginkan dan diharapkan yang menurut kita baik, namun bisa saja hal itu berbahaya bagi diri kita. Banyak pula manusia yang berharap kepada Allah, namun Allah memberikan jalan yang lain. Perlu diketahui, segala sesuatu yang dialami itu akan terjawabkan di masa yang akan datang.


IKLASH PADA TAKDIR YANG DIBERIKAN ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA

Maka dari itu, belajarlah untuk ikhlas dalam menerima takdir yang diberikan oleh Allah karena keikhlasan sebagai alternatif untuk mengantarkan manusia kepada kesuksesan. Ikhlas merupakan salah satu akhlakul mahmudah yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Ikhlas dapat diartikan sebagai kesucian hati yang mencerminkan suatu sikap merelakan sesuatu yang dianggap paling baik dengan harapan mendapatkan keridhaan Allah. Ikhlas lillahita'ala harus ditanamkan dalam diri setiap muslim. Walaupun tidak mudah, namun ikhlas bisa dilakukan apabila mau belajar dari pengalaman yang ada. Allah berfirman dalam QS. Al-A'raf (7): 29.


وادعوه مخلصين له الدين " كما تداكم تعودون


Artinya:

"Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)"


Adapun tiga komponen penting agar bisa belajar untuk ikhlas terhadap kenyataan, antara lain: 1. Husnudzon yang disertai keyakinan kepada Allah sebagai umat Islam kita harus berbaik sangka kepada Allah dengan meyakini takdir yang sudah Allah tetapkan, bahwa kenyataan yang dialami mengandung kebaikan dan Allah tidak mungkin menzholimi hamba-Nya. Berprasangka baik itu sangat penting karena Allah akan berbuat sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

2. Bersyukur atas apa yang diberikan Allah sebagai umat Islam kita harus pandai dalam bersyukur. Segala kenyataan yang kurang menyenangkan jika disikapi dengan cara bersyukur, maka akan membuat diri merasa tenang dan tidak tertekan. Senantiasa bersyukur dan menghargai usaha-usaha yang telah dilakukan, serta mengambil pelajaran berharga dari segala hal yang terjadi. 

3. Berdoa untuk memohon pertolongan Allah Subhanahu wata'ala. Sebagai umat Islam kita wajib memohon pertolongan kepada Allah agar dapat melakukan sesuatu dengan jalan terbaik. Allah mencintai hamba- nya yang senantiasa memperbaiki diri dan memohon ampunan. Dengan begitu, Allah akan mengarahkan manusia kepada jalan keberkahan dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat kelak.


Dalam QS. Al-Insyirah ayat kelima dan keenam bahwa:

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan; Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan".

Maka yakinlah bahwa Allah akan memberikan kemudahan, baik itu dalam hal memudahkan diri kita saat menerima kegagalan dengan ikhlas maupun bisa saja Allah akan menjadikan kegagalan sebagai jalan kesuksesan bagi kita.

Sabtu, 15 Oktober 2022

PERJUANGAN DALAM MENAPAKI KEBENARAN ISLAM

 


Oleh : Fitria Tilawatil Simarmata


~FROM DAKWAH TO UKHUWAH~


ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأوليك هم المفلحون

Artinya: Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S Ali Imran: 104)

Menyerukan Islam kepada yang lain, saling mengingatkan, menegur, amar makruf nahi munkar sepatutnya menjadi makanan sehari hari agent of change.

ISLAM ADALAH KEBENARAN

Saat ini kondisi kehidupan masyarakat muslim tidak begitu kondusif bagi ke-Islam-an nya. Corak kehidupan yang sekuleristik sudah merambah ke hampir seluruh sendi kehidupan, baik itu pada sektor ekonomi, kebudayaan, pergaulan dalam masyarakat, sampai pada tataran sistem politik dan pemerintahan. Jika di ibaratkan, kaum muslim saat ini seperti kawanan ikan yang sedang menjalani hidup di tempat yang bukan pada zona nya.

Zona umat Islam adalah tempat yang diatur dengan wahyu Ilahi (kehidupan Islam), bukan aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Allah Subhanahu wata'ala telah memberitahukan

اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام

Artinya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian." (QS. Al-Maidah: 3).

Dalam ayat yang mulia di atas, Allah subhanahu wata'ala mengabarkan bahwa agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada seluruh manusia adalah agama yang sempurna, mencakup seluruh perkara yang cocok diterapkan di setiap zaman, setiap tempat dan setiap umat Islam adalah agama yang sarat dengan ilmu, kemudahan, keadilan dan kebaikan. Islam adalah pedoman hidup yang jelas, sempurna dan lurus untuk seluruh bidang kehidupan. Islam adalah agama dan negara (daulah), di dalamnya terdapat manhaj yang haq dalam bidang hukum, pengadilan, politik, kemasyarakatan dan juga perekonomian.

Segala perkara yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan dunia mereka, dan dengan Islam nantinya mereka akan bahagia di kehidupan akhirat. (Dinul Haq, Abdurrahman bin Hammad Alu Muhammad).


Didalam kitab An-Nidhamu Al Islam, Syeikh Taqiyuddin An Nabhani juga menjelaskan, setidaknya ada tiga konsep yang diatur oleh Islam:

1. Mengatur segenap perbuatan manusia dalam hubunganya dengan Khaliq-nya, hal ini tercermin dalam aqidah dan ibadah ritual dan spiritual. Semisal: Tauhid, sholat, zakat, puasa dan lain-lain.

2. Mengatur segala hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Yang diwujudkan berupa akhlak, pakaian, dan makanan.

3. Mengatur manusia dengan lingkungan sosial. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mu'amalah dan uqubat. (sistem ekonomi Islam, sistem pe merintahan Islam, sistem politik Islam, sistem pidana Islam, strategi pendidikan, strategi dalam pertanian, dll.

TANYAKAN PADA DIRIMU, SAMPAI MANA ISLAM MELEKAT DALAM JIWAMU?

Permasalahan yang kita alami saat ini Islam tidak diterapkan secara menyeluruh (kaffah), Islam tidak lagi menjadi "way of life' yang sempurna, masyarakat dipaksa untuk hidup didalam sebuah sistem jahiliyyah. Dengan kondisi semacam ini, banyak diantara kaum muslim yang tergerus oleh keadaan. Diantara mereka ada yang kondisi keislamannya cuma sebatas pada kartu identitasnya saja, Ada juga yang punya semboyan "ibadah yes maksiat yes", alias ibadahnya jalan, maksiat juga tetap melenggang.


Ditengah hiruk pikuk kesenangan dunia yang sungguh menggoda ini, masih ada beberapa pihak yang tidak terpengaruh untuk berbuat sampai melanggar batas, mereka masih aktif beribadah, ditambah dengan sedekah, infak. Namun disisi lain, mereka tidak mau ambil pusing dengan kondisi yang ada, kalaupun mau, maka hal itu cuma ala kadarnya, bagi mereka urusan dakwah ini tidak terlalu penting.

KEBENARAN ITU DI DAKWAHKAN

Padahal jika melihat sirah Nabi, disana ditemukan bahwa dahulu Rasulullah dan para sahabat menjadikan aktivitas dakwah yang mulia ini sebagai poros dalam kehidupan mereka. Dalam Islam, mengungkapkan "kebenaran" tentu saja menjadi bagian wilayah ijtihad. Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, pada kata "al-khair" diatas adalah Al-Quran dan As-Sunnah, sedangkan tafsir Jalalain menjelaskan maksud dari kata "al-khair" adalah Islam. Perintah Allah SWT tentang aktivitas dakwah ini juga dijelaskan dalam firman-Nya:

اذع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن

Artinya: Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS. an-Nahl: 125).

Seruan para pengemban dakwah kepada Islam juga dipuji oleh Allah (QS. Fushshilat: 33).

ومن أحسن قولا ممن دعا إلى الله وعمل صالحا وقال إنني من المسلمين

Artinya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?'. Dalam kitabnya Sayyid Quthub menfsirkan ayat ini, beliau berkata:

"Kalimat-kalimat dakwah yang diucapkan sang dai'i adalah paling baiknya kalimat, ia berada pada barisan pertama di antara kalimat-kalimat yang baik yang mendaki ke langit." (fii dzilaalil qur'an, (5/ halaman. 3121).

Menempuh jalan dakwah ini tentunya dibutuhkan kesabaran keikhasan dan pengorbanan, berkorban waktu, harta, bahkan jiwa. Berusaha untuk mencari keridhoan-Nya. Sebuah pilihan hidup yang tentunya insyaAllah tiada sia-sia. Allah menjanjikan balasan yang istimewa bagi orang yang mendakwahkan kebenaran.



Sabtu, 17 September 2022

Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Dakwah


Oleh : Fitria Tilawatil Simarmata


PERJALANAN DAKWAH TIADA PENGHUJUNG

Kita bukan pemula, juga bukan penghujung, tetapi penyambung. Maka jangan hentikan langkah perjalanan itu. Teruslah Berjalan...!!!

ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ونامتون بالمعروف وتنهون عن المنكر وأولي لك هم المفلحون

Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

PENGERTIAN DAKWAH

Dakwah dalam bahasa Arab berasal dari kata (da'a yad'u, da'watan), berarti menyeru, memanggil, mengajak, menjamu.

Dalam pengertian yang integralistik, Dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap untuk menuju perikehidupan yang Islami.

PERENCANAAN DAN URGENSINYA DALAM DAKWAH

Perencanaan Dakwah dapat dirumuskan, yaitu proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan sistematis mengenal tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam penyelenggaraan Dakwah. rangka untuk memperoleh perencanaan yang kondusif, perlu dipertimbangkan beberapa jenis kegiatan yaitu:

a. Self-audit (menentukan keadaan organisasi sekarang).

b. Survey terhadap lingkungan

c. Menentukan tujuan (objektives) 

d. Melakukan tindakan-tindakan dan

e. Communicate, berhubungan terus selama proses perencanaan. 

Dengan perencanaan yang matang, maka dapat memantapkan aktivitas dakwah yang terakomodasi. Perencanaan dakwah memberikan sebuah arah kepada para da'i atau pelaku dakwah dalam sebuah organisasi dakwah.

Terkhusus untuk sahabat LDK AI-Izzah UINSU Jangan pernah berhenti untuk menyebarkan kebaikan, mari kita wujudkan bersama organisasi yang berakarkan Dakwah Islam. SEMANGAT!!

MAHASISWA & DAKWAH ISLAM 

ولا يصدتك عن عايت الله بعد إذ أنزلت إليك وادع إلى ربك ولا تكونن من المشركين

Artinya: Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada ke (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. al-Qashshas: 87)

PERAN MAHASISWA DALAM DAKWAH

Kebanyakan aktivitas kampus hanya terpusat pada ranah akademik yang sifatnya individual. Padahal kunci sukses dunia akhirat itu yakni adalah memahami ide-ide ke-Islaman lalu mengamalkannya dan ini sebenarnya, aktifitas mengurus (siyasah). Mana mungkin mahasiswa akan membuat perubahan yang revolusioner dengan islam melalui gerakan atau harakah apabila mahasiswanya sendiri masih ragu dan tak mau berjuang dengan lisan lisan yang basah dengan ayat Al Qur'an dan hadis.

KEWAJIBAN BERDAKWAH (LDK AL IZZAH UINSU) -

Kewajiban berdakwah itu sifatnya sangatlah fleksibel. Hal itu karena tuntunan pelaksanaan dakwah tidak ditujukan kepada satu komunitas saja, namun bersifat umum dengan tidak meninggalkan sifat kekhususannya sendiri. Artinya, selain sebagai fardlu 'ain, juga hukumnya fardu kifayah. Berdakwah hukum wajibnya ditujukan kepada setiap orang yang mengaku muslim dengan memberikan petunjuk dan berita gembira.

Para aktivis dakwah harus berusaha untuk mengelola materi dakwah semenarik mungkin, sehingga dapat memikat minat pendengar & mampu memotivasi. Menyampaikan dakwah kepada manusia harus menyadari jika manusia adalah makhluk yang terdiri dari unsur jasmani dan akal serta jiwa, sehingga mereka harus dipandang, dihadapi dengan keseluruhan unsur-unsurnya. Semangat LDK Al-Izzah UINSU!

MENYERUKAN ide-ide islam di ranah kampus dan masyarakat seharusnya sudah menjadi kebiasaan mahasiswa.

MENDAKWAHKAN Islam kepada yang lain, saling mengingatkan, menegur, amar makruf nahi munkar sepatutnya menjadi makanan sehari hari agent of change.

Sabtu, 09 Juli 2022

KEUTAMAAN PUASA ARAFAH DAN IDUL ADHA

Oleh : Fitria Tilawatil Aulia Simarmata

 


ASAL USUL PENAMAAN ARAFAH

Al-Imam Ibnu 'Abidin (w. 1252 H) berkata,

لأن عرفة اسم اليوم وعرفات اسم المكان

"'Arafah merupakan nama hari (ismul yaum), dan 'Arafāt adalah nama tempat (ismul makān)."
Al-Imam Ibnu Qudamah (w. 620 H) berkata:

سمي يوم عرفة، لأن إبراهيم - عليه السلام - أري في ... فلما كانت الليلة الثانية رآه أيضا فأصبح يوم المنام . عرفة، فعرف أنه من الله، فسمي يوم عرفة

"Dinamakan Arafah karena dahulu Nabi Ibrahim 'alaihissalam bermimpi (di perintah untuk menyembelih anaknya). Pagi harinya beliau mengetahui ('arafa) bahwa mimpi itu benar-benar dari Allah. Maka lalu dinamakan hari Arafah."

KEUTAMAAN DAN HIKMAHNYA

Adapun banyak keutamaan dan hikmah puasa Arafah adalah:        
    
  صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim) 

Hadis ini menyebutkan keutamaan dari puasa Arafah, yakni:

1. Besarnya pahala puasa tersebut pada sisi Allah karena disebutkan pahalanya adalah menghapuskan dosa dua tahun.

2. Puasa Arafah diperintahkan kepada orang yang tidak berhaji sedangkan orang yang berhaji tidak disunnahkan untuk melakukan puasa ini, bahkan yang sesuai sunnah mereka (jamaah haji) tidak berpuasa Arafah karena mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Ummul Fadhl binti al-Harits, ia berkata, orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Rasulullah. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Dosa yang terampuni adalah dosa kecil (ash-shaghair). Adapun dosa besar (al-kabair) seperti zina, maka riba, sihir, dan lainnya mesti dengan taubat untuk menghapusnya, tidak cukup dengan melakukan amalan saleh semata. Namun Syaikhu Islam Ibnu Taimiyah masih berpendapat pengampunan dosa di sini adalah dosa kecil dan dosa besar, sebagaimana bahasan beliau dalam Majmu’ah Al-Fatawa.

DOA DI HARI ARAFAH

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
.
Artinya, “Tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah Subhanahu wata'ala. Dia-lah Dzat yang memiliki kekuasaan dan pujian. Dia lah Dzat yang maha kuasa.”

SHOLAT IDUL ADHA

Mengerjakan shalat Idul Adha hukumnya sunnah muakkad. Rasulullah semasa hidupnya selalu mengerjakan dan mengajak para sahabat untuk mengikuti shalat Idul Adha, baik perempuan maupun anak kecil, sebab shalat Id bagian dari syiar Islam.
Rasulullah bersabda:

إِنَّ أَعْظَمَ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ

Artinya:
“Sesungguhnya hari teragung di sisi Allah subhanahu wata'ala adalah hari Nahr (hari raya kurban), kemudian hari setelah hari Nahr”. (HR: Abu Daud)

SUNNAH DI IDUL ADHA

Adapun sunnah-sunnah yang dapat dilakukan di Idul Adha adalah:

1. Mandi, memakai wewangian, dan pakaian terbaik. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh para sahabatnya untuk melakukannya. Dan Rasulullah sendiri memakai burdah bercorak di setiap hari raya.

2. Di sunnahkan makan ketika selesai shalat Idul Adha dan makan daging hewan qurbannya bagi yang berqurban.

3. Mengumandangkan takbir di malamnya hingga hari tasyriq terakhir, lebih ditekankan ketika keluar menuju tempat shalat dan seusai shalat fardhu yang lima.

4. Berangkat ke tempat shalat melalui satu jalan dan pulang lewat jalan lain, karena Rasulullah shallallahu a'lahiwasallam bila menghadiri shalat hari raya, beliau selalu mengambil jalan yang berbeda.

5. Melaksanakan di tanah lapang, kecuali dalam kondisi tertentu. Karena seperti itulah yang sering dilakukan Rasulullah.

6. Mengucapkan selamat kepada saudaranya dengan kalimat:
 تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ

Mengingat seperti itulah yang dipraktekkan para sahabat apabila mereka bertemu dengan saudaranya di hari raya.

NOTE: Melaksanakan sholat di tanah lapang, kecuali dalam kondisi tertentu. Karena seperti itulah yang sering dilakukan Rasulullah. Namun dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, pelaksanaan shalat Idul Adha harus mengikuti aturan kesehatan dan keamanan yang berlaku ya!

Kamis, 07 Juli 2022

SILATURAHMI DAN SOSIALISASI LDK AL-IZZAH FEBI UINSU BERSAMA DEKAN DAN WADEK III FEBI UINSU

Rabu, 6 Juli 2022

Penulis : Sari Wahyuni




Medan, Divisi Humas dan Syiar LDK FEBI—Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah FEBI UIN Sumatera Utara, berhadir Koordinator LDF FEBI (Akhina Ridho Fachrozie), Staf Ahli 

Departemen Humas dan Jaringan LDK Universitas (Akhina P. Govinda), Sekretaris divisi Kaderisasi FEBI (Ukhtina Jukhairia Ritonga), Sekretaris divisi Humas dan Syiar FEBI (Ukhtina Sari Wahyuni), beserta Staf Ahli divisi Kajian dan Pelatihan FEBI (Ukhtina Aisyah Lutiza Azhara), mengadakan "Silaturahmi dan Sosialisasi dengan Kedekanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU. Agenda tersebut dilaksanakan pada Rabu, 06 Juli 2022, pukul 09.30 WIB s.d selesai di ruangan Dekan.

Agenda ini mengundang Bapak Dekan FEBI yakni Bapak Dr. Muhammad Yafiz, M.Ag dan Bapak WaDek III bidang Kemahasiswaan dan kerja sama yakni Bapak Dr. Mustafa Kamal Rokan, M.H yang juga dihadiri oleh Bapak Muhammad Rajab Ardiansyah, S.E dan Ibu Purnama Ramadani Silalahi, M.E. Adapun rangkaian kegiatannya yaitu dimulai dengan sesi perkenalan, lalu dilanjut dengan sharing session dan diakhiri dengan pemberian cenderamata berupa sertifikat.

Koordinator LDF FEBI menyampaikan tujuan dari silaturahmi ini yakni "Pertama, diharapkan pada silaturahmi ini menjadikan LDK lebih dikenal lagi dikalangan mahasiswa FEBI UINSU, Kedua mempererat hubungan LDK FEBI dengan Kedekanan FEBI, dan pastinya mengharapkan saran dan tanggapannya untuk LDK FEBI yang lebih baik lagi kedepannya, Terakhir saya berharap LDK FEBI bisa menjadi LDK FEBI yang Mandiri"

Bapak Dekan FEBI menyampaikan "Bahwa kita harus menggeliat dalam mewujudkan FEBI yang lebih berkemajuan dan berkualitas." Bapak Dekan juga mengajak kita untuk berlari dalam mengejar bidang-bidang atau kemampuan yang dimiliki mahasiswa/i terutama program-program yang sudah difasilitasi oleh fakultas." Semoga dengan adanya hal ini LDK Al-Izzah FEBI juga mampu ikut andil dalam mewujudkan program-program dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Bapak WaDek III juga menyampaikan, "Lembaga Dakwah Kampus Al-Izzah FEBI ini adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UIN Sumatera Utara. Harapannya "LDK Al-Izzah FEBI dapat mengayomi mahasiswa/i terutama di lingkungan FEBI agar dapat lebih berintegritas, berkreativitas, serta berintelektualitas dengan tetap berakhlakul Karimah yang baik."




Jumat, 17 Juni 2022

Ayo Mentoring

بسم الله الرحمن الرحيم

AYO MENTORING! GA' KEREN KALAU GA'MENTORING~

Oleh : Fitria Tilawatil Aulia Simarmata



MENTORING adalah sebuah diskusi interaktif mengenai pembinaan Islam antara pementor atau pemandu bersama dengan beberapa peserta (kelompok kecil) yang membahas suatu masalah atau topik tentang Islam, dimana pementor atau pemandu diperlukan sebagai narasumber yang mengarahkan diskusi.

Manfaat mentoring dalam berbagai aspek:

1. Aspek Psikologi dan Sosial, Mentoring berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir mahasiswa. Dan perubahan interaksi sosial baik dari segi perilaku maupun sifat.

3. Aspek mentoring Spiritual, tentu saja sangat efektif dalam meningkatkan ilmu tentang Islam, ukhuwah yang erat dan banyak lagi! 

4. Aspek Kognitif, Mentoring berperan sebagai sarana menyalurkan ilmu dari pementor kepada mentee (peserta). 

5. Aspek Afektif dan Psikomotor, Mentoring mempengaruhi sikap mahasiswa melalui kegiatan pembiasaan yang terstruktur dan dijadwalkan. Aktif melakukan kegiatan di dalam dan di luar ruangan melalui kegiatan-kegiatan mentoring

GIMANA, BANYAK MANFAAT MENTORING KAN? MAKANYA AYO IKUTAN!

IKUT MENTORING JADI BANYAK ILMU!

Ilmu adalah kunci segala kebaikan.. Dengan adanya mentoring, maka akan selalu men-charge keimanan agar hati selalu mendapat asupan dan istiqomah. Dalam mentoring jug ada. mutaba'ah ibadah yang berfungsi sebagai bahan penilaian dan evaluasi.

من سلك طريقا يلتمس فيه علماء سهل الله له به طريقاإلى الجنة

Artinya: "Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan dirinya jalan menuju surga." [HR. Muslim].

Sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu dan mengajarkannya. Menyeru kebenaran dan saling menasihati sesama saudara Muslim. Sebagai umat Nabi Muhammad shallallahu a'alaihi wasallam kita mendapat tugas untuk meneruskan tongkat perjuangan Rasulullah dalam mengajak sebanyak-banyaknya. manusia ke jalan Allah subhanahu wata'ala. Tidak ada alasan untuk tidak mendakwahkan ajaran Islam.

KITA BUTUH MENTORING!

BELAJAR AGAMA ISLAM ITU HARUS!

YOUR LIFE IS CHOICE! Apakah menurutmu Islam agama yang sempurna? Islam adalah agama yang sempurna, demikian yang harus diyakini. Islam juga adalah agama yang diridhoi oleh Allah dan bukan agama lainnya, ini pun harus dipahami. Setiap agama mungkin mengklaim, merekalah yang paling benar. Ini Namun karena berdasarkan wahyu dari Allah dengan adanya realita berbagai ragam agama, yang diterima disisi Allah hanyalah satu, yaitu Islam.

"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, Artinya: dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam menjadi agama bagimu..... (QS Al-Ma'idah ayat 3)"

ISLAM dan seluruh manusia memiliki hubungan. yang sangat erat kaitannya, dibutuhkan karena Islam sangat agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna. Dengan ilmu. kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama Islam kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia. Begitupun dengant kegiatan mentoring agama. Islam, sebagai wadah kegiatan pendidikan dan pembinaan. agama islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin dant berkelanjutan.

MAHASISWA MUSLIM

Sebagai agent of change yang diharapkan membawa perubahan ke arah terwujudnya kehidupan Islam yang sangat didambakan oleh seluruh kaum Muslimin. Sebagai mahasiswa Muslim harus menyadari bahwa kita memiliki amanah yang harus dilaksanakan. Banyaknya amanah. yang harus kita tanggung jangan sampai melunturkan semangat juang kita. Maka yang harus kita lakukan adalah berjuang dengan perjuangan terbaik, beribadah dengan ibadah terbaik, dan beramal dengan amalan terbaik

BERUBAH MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK DENGAN MENTORING

Islam mengajarkan tentang Attaghyir (Manajemen Perubahan Diri), sehingga dapat memberikan suatu perubahan yang bermakna dari dalam diri umat manusia, tanpa merubah keyakinan Contoh: Sikap Buruk Menjadi Baik.

Jumat, 01 Juni 2018

Kemilau Ramadhan

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

KEMILAU RAMADHAN
Oleh : An-Nisa’ Nur Jannah (NFN)


Ramadhan merupakan bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah. Pada bulan Ramadhan khususnya bagi umat Nabi Muhammad Saw melakukan serangkaian amalan baik yang termasuk di dari padanya ialah berpuasa, shalat tarawih, memperbanyak membaca Al-Qur’an, memperingati turunnya Al-Qur’an, dan mengakhiri dengan zakat untuk menyambut Idul Fitri. Kekhususan bulan Ramadhan bagi umat Islam tergambar dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 185 yakni :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٨٥﴾
Artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”.
Selama bulan Ramadhan umat Islam akan berpuasa setiap hari untuk tiba pada hari Idul Fitri yakni hari raya mengakhiri puasa Ramadhan. Apabila mengingat peristiwa penting yang terjadi pada bulan Ramadhan salah satunya yakni perang Badar 17 Ramadhan 2 H adalah pertempuran pertama yang dilakukan kaum Muslim setelah mereka hijrah ke Madinah melawan kaum Quraisy dari Mekkah. Pertempuran berakhir dengan kemenangan kaum Muslim yang berkekuatan 313 orang melawan sekitar 1000 orang dari Mekkah.
Selain itu, juga terjadi peristiwa pembunuhan Ali bin Abi Thalib 21 Ramadhan 40 H. Khulafaur Rasyidin yang keempat dan terakhir, dibunuh oleh seseorang yang berasal dari kaum Khawarij yakni Abdurrahman bin Muljam yang meninggal pada tanggal 23 Ramadhan pada tahun itu juga. Wafatnya menandai berakhirnya sistem kekhalifahan Islam dan kemudian dimulai dengan sistem dinasti.
Beranjak dari peristiwa tersebut, pada bulan Ramadhan terdapat banyak keutamaan dari bulan selainnya, diantaranya yaitu : Pada bulan Ramadhan umat Islam melaksanakan puasa sebulan penuh dan tentunya agar puasa tersebut lancar dan memenuhi sunnah Rasulullah, maka disarankan untuk makan sahur. Seperti yang kita ketahui sahur adalah aktivitas makan yang dilakukan sebelum fajar atau sebelum shalat shubuh. Adapun menurut sunnah Rasulullah mengakhirkan makan sahur lebih utama. Makan sahur merupakan pembeda antara puasa umat Islam dengan puasa umat agama lainnya. Sabda Rasul “ Bersahurlah kalian karena sesungguhnya pada sahur itu ada berkah”. Kemudian berbuka puasa, selain makan sahur, dibulan inilah umat Islam merasa kegembiraan penuh terutama saat tiba waktu berbuka puasa. Biasanya umat Islama akan berbuka puasa bersama dengan keluarga, teman, kerabatnya. Hal ini jugalah yang membuat suasana Ramadhan menjadi semakin berkesan. Sesuai dengan sunnah Rasulullah, hendaknya kita menyegerakan berbuka puasa saat waktu berbuka puasa telah tiba.
Selain itu, terdapat satu malam yang sangat dinanti-nantikan oleh umat Islam akan kedatangannya, yakni yang lebih dikenal dengan Lailatul Qadar (malam ketetapan) yang hanya terjadi khusus di bulan suci Ramadhan. Dikatakan juga dalam Al-Qur’an surah Al-Qadar, lebih baik daripada seribu bulan. Saat datangnya malam ini tidak diketahui pasti, namun menurut beberapa hadist riwayat, malam kemuliaan ini jatuh pada 10 malam terakhir Ramadhan, tepatnya pada salah satu malam ganjil yakni malam ke 21, 23, 25, 27, atau ke- 29. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadist. “Dari Hadist ‘Aisyah radiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Biasa Rasulullah I’tikaf pada malam-malam 10 terakhir Ramadhan dan bersabda : Carilah malam Lailatul Qadar pada malam-malam terakhir Ramadhan”. (H.R Aisyah RA)”. Seluruh umat Islam tentunya sangat sibuk dan bersemangat beribadah untuk bertemu atau mendapati malam kemuliaan tersebut. Namun, bukan berarti selain dari malam-malam terakhir tersebut lantas membuat umat Islam tidak berbondong-bondong melakukan amal kebajikan.
Pada bulan suci Ramadhan sangat terlihat perbedaannya dengan bulan-bulan selainnya. Mengapa tidak? Karena pada bulan Ramadhan pintu Syurga dibuka selebar-lebarnya, sehingga umat Islam sangat mudah untuk mencapainya apabila melakukan berbagai amalan kebajikan dengan ahsan dan ikhlas. Selain itu, pintu Neraka tutup dan syaitan dibelenggu serapat-rapatnya. Namun, tidak menutup kemungkinan umat Islam yang sedang berpuasa dapat tergoda oleh hawa nafsu mereka. Jika berbicara tentang hal tersebut, tentunya ada hal yang dapat memicunya untuk terjadi. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, pada bulan Ramadhan berbeda dari bulan lainnya. Salah satu perbedaannya terlihat pada keadaan atau kondisi yang terjadi saat itu, baik dari segi masyarakat maupun lingkungannya. Bila dilihat dari sisi masyarakat khususnya umat Islam, rata-rata dari berbagai kalangan berhijrah secara penampilan maupun cara bertutur kata. Dikatakan berhijrah disini, yakni dari sebelum Ramadhan tiba mungkin ada sebagian yang masih berpenampilan jahiliyah atau belum syar’i berpakaiannya terkhusus untuk muslimah.
Selanjutnya apabila dicermati lebih jauh dari sisi pandangan Islam, berarti Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan hidayah dan keberkahan yang mendatangkan seruan untuk berhijrah bagi para muslimah dengan cara memperbaiki penampilan sesuai syari’at Islam. Berpindah dari hal tersebut, terlihat dari sisi lingkungan juga berbeda dari bulan lainnya. Maksudnya disini ialah tentang berbagai kesibukan dan keramaian baru yang tercipta hanya pada bulan Ramadhan, yakni lebih banyaknya majelis ta’lim yang dilaksanakan diberbagai mesjid atau tempat tinggal warga setempat yang ramai dihadiri jama’ah dari bebagai kalangan anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua. Hal tersebut menjadi salah satu amalan tersendiri yang dapat dilakukan sembari menunggu waktu berbuka tiba. Selain itu, juga terdapat berbagai serba-serbi di bulan Ramadhan, diantaranya takjil atau beberapa kudapan untuk berbuka puasa yang beragam warna, variasi bentuk dan rasa. Seperti bubur, kue kering atau kue basah, bolu, gorengan, menu lauk-pauk untuk berbuka puasa, dan berbagai macam es buah atau sejenisnya yang dapat memanjakan mata dan mengundang selera. Sehingga dari berbagai makanan dan minuman yang dijual disepanjang tempat khusus yang tersedia, tidak jarang tradisi yang sudah sangat berkembang dikalangan remaja bahkan dewasa masih berlaku sampai saat ini yakni yang dikenal dengan ngabuburit. Istilah tersebut dipakai saat menunggu waktu berbuka puasa bersama orang-orang terdekat seperti halnya keluarga, guru, teman-teman, dan sebagainya. Hal tersebut sering sekali dilakukan disekitar tempat-tempat khusus yang terdapat banyak sajian menu berbuka puasa.
Hal semacam itu tidak selalu pasti terdapat banyak mudharat, karena dari beberapa kalangan justru memanfaatkan kegiatan ngabuburit dengan berbagai kegiatan positif. Yakni pertama, Tilawah/tadarusan Al-Qur’an  bersama. Seperti yang kita ketahui, bahwa Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan rahmat dan berlimpah pahala. Dan Allah menjanjikan akan melipat gandakan semua perbuatan baik di bulan mulia ini. Yang kedua, berdiskusi berbagai perihal agama. Seperti tentang aqidah (islam, iman, ihsan), akhlak (tawakal, sabar, jaga lisan), manhaj (kedudukan sahabat nabi, meneladani sahabat nabi, hadist-hadist shahih), Al-Qur’an dan Hadist (keutamaan membaca Al-Qur’an, adab membaca Al-Qur’an, memahami Al-Qur’an dan Hadist, fiqih, muamalah), dsb. Yang ketiga, mempererat dan menyambung tali silaturahim. Rasulullah Saw bersabda,“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik padaNya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali dilaturahim (dengan orang tua, dan kerabat) (HR. Bukhori)”. Selanjutnya yang keempat, memperbanyak sedekah dengan cara berbagi menu berbuka bagi orang yang berpuasa. Banyak keutamaan yang didapatkan dari bersedekah, seperti sedekah dapat menghapuskan dosa, orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan dihari akhir, sedekah akan memeberikan keberkahan pada harta, Allah akan melipat gandakan pahala kepada orang yang bersedekah, sedekah menjadi bukti keimanan seseorang, terdapat pintu Syurga khusus untuk orang yang bersedekah seperti layaknya pintu orang yang berpuasa, serta masih banyak lagi hal positif lainnya yang dapat dilakukan.

Ramadhan Bulan Hijrah


"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). QS. Al-Baqarah:185

Bulan ramadhan adalah momen yang paling tepat untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik dan tidak melakukan keburukan. Bulan ramadhan, bulan yang berbeda dibandingkan bulan-bulan yang lain. Bulan yang diwajibkan umat islam untuk berpuasa. Sebagaimana firman Allah SWT: “ Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. {Qs. Al-Baqarah:183}. 

Kaum muslim menjadikan bulan ramadhan untuk fokus dalam beribadah. Tidak heran para wanita muslim yang awalnya mengumbar aurat, maka saat bulan ramadhan mereka menutup aurat dengan menggunakan jilbab. Padahal tidak saat bulan ramadhan saja seorang wanita muslim memakai jilbab, tetapi sudah di perintahkan Allah SWT dalam Al-quran yang berbunyi :” Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun, maha penyayang”. {Qs. Al-Ahzab:59}. 

Juga para lelaki yang awalnya jarang shalat berjama’ah di Masjid, maka saat bulan ramadhan lebih rajin shalat berjama’ah di Masjid. Dan Masjid-Masjid pun setelah selesai shalat fardhu selalu dihiasi dengan jama’ah yang menyempatkan diri untuk membaca Al-quran. Biasanya kaum muslim yang sedikit membaca Al-quran, maka saat bulan ramadhan banyak yang menargetkan minimal sekali khatam dan tadarus bareng setelah shalat tarawih. Kaum muslim yang biasanya susah bangun untuk melaksanakan shalat tahajud, maka di bulan ramadhan sebelum atau sesudah sahur banyak yang menyempatkan  diri untuk melaksanakan shalat tahajud selama sebulan penuh. 

Karenanya kaum muslim banyak yang menjadikan ramadhan sebagai bulan untuk berhijrah. Dan kaum muslim pun yang sudah berhijrah juga saat bulan ramadhan lebih meningkatkan kualitas imannya. Dari sekian banyak amalan-amalan di bulan ramadhan, maka ramadhan adalah waktu yang tepat bagi kaum muslim memulai titik awal perubahan dalam hidup untuk menjadi pribadi muslim lebih baik. Bukan dikalangan para pemuda zaman now saja bahkan orangtua. Maka dari itu sebagai kaum muslim harus memahami kata hijrah terlebih dahulu dan tujuan dalam berhijrah.

Kata hijrah berasal dari bahasa arab, yang berarti meninggalkan. Dalam konteks sejarah, hijrah adalah kegiatan perpindahan rasullulah bersama para sahabat dari Mekkah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakan agama Allah. Sebagian ulama mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari kekufuran menuju keimanan. Meninggalkan segala yang buruk menjadi keadaan yang lebih baik, positif dan tidak hanya hijrah dalam penampilan, tetapi meningkatkan ilmu agama dan ketakqwaan kepada Allah SWT. Dan Allah SWT berfirman: ”sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah maha pengampun, maha penyayang”(Qs. Al-Baqarah:218). Maka ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan bagi kaum muslim dalam berhijrah, anatara lain:

1. Hijrah harus diniatkan didalam hati karena Allah dan  untuk mengharap rahmat dan ridho Allah SWT. Dari Umar ra, bahwa rasullulah Saw bersabda “ amal itu tergantung niatnya dan seseorang hanya akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hirahnya karena Allah dan rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasulnya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang ingin dia nikahi maka hijrahnya bernilai yang diniatkan”. (HR. Bukhari, Muslim dan empat imam ahli hadits).
2. Meningkatkan ibadah dan amalan-amalan yang diperintahkan Allah dan rasulnya. Menambah ilmu agama dengan mendatangi majelis-majelis ilmu. Karena amalan tanpa ilmu tidak diterima.
3. Berkumpul dan berteman dengan orang-orang soleh. “ Permisalan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak kasturi dan pandai besi. Si penjual minyak kasturi bisa jadi akan memberimu minyaknya tersebut atau engkau bisa membeli darinya, dan kalaupun tidak, maka minimal engkau akan tetap mendapatkan aroma harum darinya. Sedangkan si pandai besi, maka bisa jadi percikan apinya akan membakar pakaianmu, kalaupun tidak maka engkau akan tetap mendapatkan bau asap yang tidak enak.”(HR.al-Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu marilah jadikan ramadhan bulan untuk memperbaiki diri , meningkatkan iman agar kita menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Serta jadikan ramadhan sebagai bulan perjuangan dengan menjaga hati, menjaga lisan, dan menjaga diri.

Kamis, 17 Mei 2018

Berbenah Diri Menyambut Bulan Pengampunan



Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari Muslim)
Bagi seorang muslim, tentulah kedatangan bulan Ramadhan, bulan penuh pengampunan, juga bulan penuh rahmat akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur. karena Ramadhan merupakan bulan maghfirah, rahmat dan menuai pahala serta sarana menjadi orang yang muttaqin. Bulan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sangat ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah Swt. dan ingin meraih ridha-Nya.
 Rasulullah Saw bersabda:
Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi dari keutamaan yang agung ” (HR An-Nasa’i)
            Dalam menyambut bulan yang suci ini, kita umat Islam sepantasnya membenahi diri dengan berbagai hal yang perlu dipersiapkan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan atau melakukan sesuatu yang menyimpang dari ajaran Islam. Karena dalam Islam segala sesuatu telah diatur dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai karena kurangnya persiapan diri, baik iman, ilmu, atau pun fisik kita menjalankan ibadah puasa dengan keadaan sia-sia. Seperti sabda Rasulullah Saw:
Terkadang orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja” (HR Ibnu Majah)
            Tentu tidak seorang pun yang ingin ibadah puasanya menjadi sesuatu yang sia-sia, semua orang pasti bertekad ingin mendapatkan buah yang manis dari aktivitas ibadah yang telah dilakukan. Terkait dengan hal urgent tersebut, kita perlu membenahi diri kita untuk menyambut bulan suci ini dengan berbagai persiapan-persiapan yang tentunya sesuai dengan syariat Islam yaitu sebagai berikut:

Senantiasa berdoa kepada Allah Swt, manusia hakikatnya adalah sebagai hamba, dan sebagai hamba seorang manusia harus senantiasa mengabdi kepada Allah Swt. Manusia sebagai hamba yang dhaif, senantiasa berdoa dan meminta kepada Allah dan hanya kepada Allah. Manusia sebagai hamba berdoa bukan hanya ketika ada masalah atau ada hajat-hajat yang ingin dicapai. Dalam kondisi dan keadaan apapun, manusia harus senantiasa berdoa dan meminta kepada Allah. Terkait akan datangnya tamu yang paling mulia ini, sepantasnya kita sebagai hamba meminta berdoa dan meminta kepada Allah Swt agar Allah Swt memberikan kita kesempatan untuk bisa bertemu dan menikmati berkahnya Ramadhan.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwasanya Rasulullah SAW semenjak memasuki bulan Rajab mengucapkan doa :
Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan umur kami di bulan Ramadhan” (HR Ahmad dan Ath-Thabarani, tapi sanadnya dho'if)
Karena kita ketahui bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istemewa di antara bulan-bulan lainnya. Sungguh sangat bahagia dengan diberinya kita kesempatan kepada kita untuk menikmati berkahnya Ramadhan.
Dalam menjalankan ibadah puasa, tentu kita harus dalam keadaan sehat wal’afiat. Maka berdoalah agar Allah  Swt selalu memberikan kita kesehatan dengan niat nikmat sehat tersebut untuk dapat menjalankan ibadah yang Allah Swt perintahkan bukan dengan niat yang lain. Dalam menyambut Ramadhan kita juga tak lupa untuk berdoa kepada Allah Swt agar kita senantiasa dihindarkan dari berbagai hal-hal yang mungkin dapat mengganggu konsentrasi kita dalam menjalankan ibadah. Baik itu pekerjaan, kegiatan rutinitas atau bahkan kesibukan lain yang tak berfaedah. Di bulan ini, saatnya kita untuk untuk lebih fokus lagi dalam menjalankan ibadah.
Allah Swt beri kita waktu selama dua belas bulan, dan dari dua belas bulan yang Allah berikan, cobalah kita tekadkan dan fokuskan diri untuk beribadah seefektif dan seefesien mungkin pada sebulan yakni pada bulan Ramadhan yang berkah ini  karena kita sadari bahwa sebelas bulan yang kita lewati, kita disibukkan dengan hal-hal lain sehingga dalam menjalankan ibadah masih kurang efektif dan efisien. Jika diibaratkan sebuah Handphone, pengisian baterai Handphone adalah waktu kita menjalankan ibadah Ramadhan. Jadi semaksimal mungkin kita prioritaskan untuk beribadah dalam bulan penuh berkah ini.
Diriwayatkan juga bahwa saat Ramadhan tiba, Rasulullah Saw berdo'a:
Ya Allah, selamatkan saya untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan dia sebagai amal yang diterima untukku” (H.R Ath-Thabarani dan Ad-Dailami)

Menyelesaikan utang puasa tahun lalu, setiap orang pasti tahu bahwa setiap utang yang kita buat wajib bagi kita untuk membayar utang tersebut. Begitu juga dengan puasa, mungkin pada Ramadhan yang lalu seseorang tidak dapat melakukan atau menjalankan ibadah puasa dengan npenuh. Terkhususnya bagi wanita, yang pada umumnya tidak dapat berpuasa dengan full selama bulan Ramadhan dikarenakan seorang wanita yang normal tidak mungkin dapat berpuasa dengan penuh karena Allah Swt memberikan keistimewaan kepada wanita yakni Haid yang datang sebulan sekali yang mana wanita yang haid tidak sah untuk menjalankan ibadah puasa. Atau mungkin disebabkan hal lainnya seperti mungkin sakit pada saat Ramadhan tahun lalu atau sedang dalam perjalanan. Terkait dengan hal ini, wajib bagi seorang Muslim untuk mengganti puasa yang tidak dapat dilakukannya pada bulan Ramadhan lalu.

Persiapan Keilmuan, dalam menjalankan suatu ibadah kita harus tahu dan paham ilmu tentang ibadah yang akan kita kerjakan. Baik dari hukumnya, niatnya serta tata cara untuk melaksanakan ibadah tersebut. Begitu juga dengan puasa, dalam menyambut Ramadhan kita perlu mempersiapkan ilmu terutama yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas ibadah yang akan kita jalankan. Baik itu ilmu tentang puasa, shalat tarawih, witir, I’tiqaf, dan lainnya. Apalagi sekarang ini, sudah tidak susah lagi untuk mendapatkan ilmu, dengan sekejap kita bisa mencari atau mempelajari kembali ilmu tentang puasa. Baik melalui searching di internet, mendengarkan ceramah dari ustadz/ah atau dari buku-buku.
Allah SWT berfirman:
"Maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kalian tidak mengetahui" (QS. Al-Anbiya' : 7)
Persiapan jiwa dan spiritual, maksudnya disini adalah kita harus mempersiapkan diri secara lahir dan bathin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya yang akan kita jalankan di bulan suci ini, baik tarawihnya atau ibadah lainnya, yaitu dengan hati yang ikhlas semata-mata karena Allah. Kita perlu mempersiapkan jiwa dan spiritual agar kita dapat merasakan berkah dan nikmatnya bulan pengampunan ini. Penyucian jiwa kita lakukan dengan amal-amal ibadah sehingga melahirkan keikhlasan, kesabaran, tawakkal. Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spritual untuk menyambut bulan pengampunan adalah dengan melaksanakan puasa di bulan Sya’ban.
Aishah ra, berkata” Aku belum pernah melihat Nabi Saw berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Nabi Saw berpuasa sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya’ban” (HR Bukhari dan Muslim)

Persiapan FisikPersiapan fisik dilakukan dengan menjaga kesehatan dimana kita berusaha untuk menjaga kesehatan jiwa agar tetap sehat dan kuat di bulan Ramadhan yang sangat urgent ini. Kesehatan menjadi salah satu modal yang sangat utama dalam melaksanakan ibadah, kita dapat menjaga kesehatan dengan pola makan yang teratur, tidur yang cukup serta menkonsumsi suplemen-suplemen makanan maupun minuman yang dapat mempertahankan daya tahan tubuh kita.

            Persiapan Ekonomi yang Baik, Allah Swt telah memberikan kita sebelas bulan untuk mencari rezeki dari Allah, kita sebagai hamba seharusnya mempersiapkan ekonomi dalam penyambutan Ramadhan. Maksudnya disini bukan mempersiapkan ekonomi untuk berfoya-foya atau menjadikan bulan Ramadhan sebagai penghalang kita untuk bekerja. Tapi, di Ramadhan ini kita lebih memprioritaskan ibadah dibanding dengan pencarian nafkah. Sehingga pada sebelumnya, kita harus mempersiapkan perekonomian kita sebaik mungkin agar dalam Ramadhan kita bisa fokus dalam beribadah. Selain itu, di Ramadhan adalah bulan berlipat ganda pahala, maka dengan keutamaan Ramadhan ini kita niatkan untuk mampu bersedekah dan berinfaq lebih di banding pada bulan-bulan sebelumnya. Atau bahkan membuat acara ifthar (memberi buka puasa) bagi orang-orang yang berpuasa. Tapi tentunya harus diniatkan karena hanya karena Allah Swt semata.

Menyusun perencnaan yang baik untuk optimalisasi Ramadhan, Banyak orang menyusun rencana matang dan rinci untuk urusan dunianya, namun, sering sekali lupa menyusun rencana yang baik untuk akhiratnya. Ini pertanda bahwa mereka belum memahami dengan baik misi hidupnya. Karenanya, banyak peluang kebaikan luput dari mereka. Mengingat Ramadhan banyak menjanjikan berbagai kebaikan, sudah selayaknya bila seorang muslim memiliki rencana yang matang dalam persiapan Ramadhan, perencanaan kita misalnya shalat sunnahnya tidak boleh tinggal, minimal khatam Al-Qur’an sekali saat bulan Ramadhan, sedekah dan infaq setiap hari, atau rencana-rencana lainnya.
Buletin Edisi 15 
Luly Febriani


MAKNA SYUKUR DAN SABAR

  Oleh : Jihan Nabila Luqiana   Apa yang terlintas di benak kita tentang makna syukur? Apakah dikatakan bersyukur jika sesuatu yang dikabu...