Selasa, 01 Mei 2018

Saatnya Melangkah... Sibuk Kuliah, Nggak Lupa Jannah!


Saatnya Melangkah...
Sibuk Kuliah, Nggak Lupa Jannah!
Oleh: Arni Fadillah Nst
Dept. Syi’ar dan Pelayanan LDK Al-izzah UIN SU
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (QS. Al-’Ashr: 1-3)



Hari demi hari berlalu, dan kini kita sudah memasuki semester baru. Mungkin sebagian dari kita ada yang merasa cukup memuaskan dengan apa yang dicapai di semester yang lalu, namun tidak sedikit juga yang merasakan semester kemarin adalah semester yang penuh dengan kegagalan dalam mencapai sebuah impian. Lantas Kenapa demikian bisa terjadi?

Ingatlah bahwa Mahasiswa, Bukan Lagi Anak SMA …



Salah satu tanda bahwa seorang mahasiswa mulai menapaki jalan hidupnya yang ‘baru’ adalah ketika ia memilih dengan siapa dia berteman dan mengambil nasihat. Bisa jadi seorang pemuda yang dikala SMA rajin ikut kegiatan keislaman kemudian berubah derastis setelah mencium aroma kebebasan yang ada di atmosfer perkuliahan. Sholatnya menjadi diakhir waktu, Al-Qur’an ditinggalkan, bahkan majelis-majelis ilmu yang ada di kampus tidak ia hiraukan, karna mungkin baginya masa kuliah bukan lagi untuk mendengarkan ceramah agama dan akan membuat  perkuliahan semakin membosankan.

Ingat, Pesan Orang Tua

Setiap orang tua yang melepas keberangkatan anaknya untuk menimba ilmu sering memesankan kepada anaknya, “Jaga diri baik-baik ya nak … Jangan lupa belajar yang baik, manfaatkan waktu dengan baik.” Kiranya ini adalah nasihat yang sangat berharga untuk kita. Bahkan bagi yang perantau sangat banyak titipan nasihat  yang orangtua berikan.
Bagaimana menjaga diri dari hal-hal yang negatif, banyak sekali godaan dan rintangan yang harus kita hadapi di tengah dunia mahasiswa dan anak muda pada umumnya. Sebagian anak muda bahkan punya semboyan ‘mumpung masih muda’ dengan maksud untuk memuaskan segala keinginan hawa nafsunya sampai ada ungkapan, ‘muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga’. Sungguh semboyan yang penuh dengan tanda tanya. Dari pintu surga manakah kiranya masuk orang yang mudanya selalu berfoya-foya dan melanggar aturan Allah?
2
Sahabat Cendikia Rabbani, masa kuliah adalah penentuan masa depan kita. Jadilah Mahasiswa Berprestasi. Mahasiswa berprestasi bukan cuma karna IPK yang tinggi tapi mahasiswa berprestasi itu harus jadi idaman dosen, idaman kelas, keluarga, dan yang paling utama diridhoi Allah Swt. Aplikasi mahasiswa berprestasi adalah kita harus mengerti dunia kampus dan jangan menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pulang). Tetapi cobalah  bergaul sama mahasiswa lainnya dan gabung dengan berbagai komunitas. Tentu saja komunitas yang bermanfaat. Sebab, kita tidak akan tahu bagaimana caranya membuat proposal dengan baik dan benar, bagaimana caranya melobi sponsor, yang semua itu  dibutuhkan di dunia kerja dan di masyarakat nantinya.
Sebagai seorang pemuda, mestinya kita harus tawazun atau seimbang antara bekal dunia dan akhirat. Islam tidak melarang pemeluknya untuk mencari kehidupan dunia, tetapi dunia bukanlah tujuan utama, hanya sebatas pelengkap agar kita bisa menikmati kehidupan ini dan mendukung amal shalih yang kita lakukan.
Merancang Target Sejak Dini
Biar bisa eksis dalam keilmuan, solusinya ada pada kedisiplinan kita mengatur waktu agar kegiatan kita jadi lebih efektif dan efisien. Sebagai mahasiswa yang juga aktivis atau mahasiswa yang kuliah sambil kerja, harus bisa mengatur jadwal perkuliahannya di kelas, dan tahu apa tugas dan amanah yang dipegangnya. Untuk itu, perlu ada target yang harus dicapai dengan merealisasikan hal-hal berikut:
Pertama, jadilah mahasiswa yang unggul di kelas. Meski kesibukan di luar kampus cukup menyita waktu, jangan sampai di kelas kita jadi korban. Kalau kebetulan memang tidak bisa masuk, maka harus siap dengan konsekuensi yang akan diterima. Namun bukan karena malas, tapi karena memang ada alasan yang syar’i.
Saat masuk kelas duduklah di barisan paling depan, supaya dosen hapal wajah dan nama kita. Namun alasan duduk di depan sebenarnya bukan soal itu, tetapi menunjukkan kamu siap mendapatkan ilmu dengan serius karena bisa lebih dekat menyimak penjelesan dosen. Dan kurangilah gadget saat perkuliahan berlangsung.
Kedua, jadilah anak yang berbakti. Sibuk kuliah bukan berarti melupakan orang tua, dan kewajiban mentaati mereka. Karena,  ridho Allah tergantung pada ridhonya. Berikan kepada mereka pemahaman, bahwa kita adalah agent of change kearah yang lebih baik. Kita ingin jadi orang bermanfaat untuk umat ini. Dan kita harus buktikan kepada orangtua, kalau kesibukan tidak akan mempengaruhi perkuliahan kita. Itulah pentingnya tanggung jawab.

Ketiga, buatlah sesuatu yang bisa mengingatkan waktumu. Buatlah  job desc dalam hidup dan time line disetiap rutinitas kita, tujuannya adalah sebagai bukti keseriusan kita meraih keberhasilan di masa depan. Kemudian, jangan lupakan visi jangka pendek yang ingin dicapai agar masa depan kita jelas. Misal, di semester genap ini impian apa yang ingin dicapai, atau apa target kita tahun ini. Khususnya untuk hal ibadah, kita harus punya tingkatan bekal agama yang lebih baik dan lebih meningkat. Ingat, “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”
Keempat, jadilah pejuang Islam sejati. Tunjukkan identitas kita sebagai pemuda  pejuang Islam yang selalu berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah. Memperjuangkan Islam, giat menghadiri majlis-majlis ilmu. Mahasiswa yang menjadikan surga sebagai visi yang harus dicapainya dengan mencari ridho Allah.
Sahabat CR Press, Islam memiliki banyak pejuang, dan akan selalu ada. Semoga kamu satu di antaranya!. Namun, tak semua dapat bertahan mempemperjuangkan Islam. Hanya orang-orang pilihanlah yang akan bertahan. Sebab, Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk menjadi lebih baik dengan Islam atau terhina karena meninggalkan Islam.
Kuliah yes, Dakwah yes!
Kita sesuaikan rutinitas dengan ibadah kepada Allah SWT. Apakah mungkin seseorang yang sibuk kuliah meluangkan waktunya untuk Allah ? 
Sangat mungkin! pembaca setia CR Press, pernahkan mendengar perkataan ulama “Kalau seandainya kita melihat orang yang lebih unggul perkara dunia dari kita, maka unggulilah dengan perkara Akhirat.
Sahabat CR Press, dakwah bukanlah hanya tugas ustadz atau ustazdah saja, tapi dakwah adalah tugas kita bersama sebagai seorang muslim. Dan salah satu ciri-ciri seorang muslim yang beruntung dihadapan Allah adalah yang selalu nasihat-menasihati dalam kebaikan dan kesabaran.

Janganlah anggap dakwah sebagai beban hidup, justru dakwah adalah sebuah keistimewaan yang diberikan Allah pada kita. Allah tidak mengatakan bahwa manusia yang terbaik itu adalah orang-orang yang hanya melaksakan sholat saja, tapi manusia terbaik di sisi Allah adalah orang-orang yang melaksakan amal ibadah dan selalu mengajak orang lain kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Allah Swt. berfirman: “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi manusia, kalian menyuruh (berbuat) kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan kalian beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)
Begitulah mahasiswa muslim produktif. Dia tidak hanya mencukupkan diri berprestasi di hadapan manusia, tetapi juga berusaha untuk berprestasi di hadapan Allah.

Saatnya Melangkah…

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka sendiri yang mengubah apa-apa yang ada pada dirinya sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Maka, mulailah perbaikan itu dari diri kita masing-masing.
Semangat saudaraku. Kita adalah generasi pejuang Islam selanjutnya. Jadikan peran sebagai mahasiswa untuk menunjukkan betapa dakwah tetap menjadi prioritas kewajibanmu. Jadilah mahasiswa ‘dunia-akhirat’ yaitu mahasiswa yang memikirkan kehidupan dunia sekaligus masa depan di akhirat.

Tidak ada komentar:

MAKNA SYUKUR DAN SABAR

  Oleh : Jihan Nabila Luqiana   Apa yang terlintas di benak kita tentang makna syukur? Apakah dikatakan bersyukur jika sesuatu yang dikabu...